DVI Polri Cek Data Keluarga 21 WNI yang Hilang Bersama Kapal Taiwan di Atlantik

DVI Polri Cek Data Keluarga 21 WNI yang Hilang Bersama Kapal Taiwan di Atlantik

- detikNews
Kamis, 12 Mar 2015 19:09 WIB
Jakarta - Tim Disaster and Victim Identification (DVI) Polri akan melakukan pendataan terhadap keluarga 21 WNI yang merupakan ABK kapal penangkap ikan Taiwan, yang hilang misterius di perairan Samudera Atlantik Selatan. Hal ini dilakukan untuk memintakan data antemorthem.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Rikwanto mengatakan, saat ini tim DVI tengah berkoordinasi dengan tim Kementerian Luar Negeri terkait rencana kunjungan tersebut.

"Tim DVI saat ini sedang koordinasi dengan tim Kemenlu untuk persiapan kunjungan ke keluarga pada Jumat sore atau Sabtu pagi, 14 Maret 2015," kata Rikwanto dalam pesan singkatnya kepada detikcom, Kamis (12/3/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rikwanto mengatakan, pengambilan data antemorthem tersebut akan dilakukan bersama PWNI Kementerian Luar Negeri.

Ia mengatakan, dari 21 WNI yang berada di atas kapal tersebut, berasal dari 6 wilayah.

"Yaitu dari Majalengka, Cirebon, Brebes dan Pemalang, Tegal, Banyumas, Tuban, Manado dan Kepulauan Sangihe," imbuhnya.

Kapal yang mengangkut total 49 kru ini hilang kontak dengan pemilik kapal tak lama setelah melaporkan bahwa bagian dek kapal kemasukan air pada 26 Februari 2015 lalu. Kapal tersebut tidak sempat mengeluarkan tanda bahaya.

Kapal penangkap cumi-cumi yang dibangun 28 tahun itu, tengah berlayar di sekitar 1.700 mil laut Kepulauan Falkland ketika kapal menghilang. Para krunya termasuk nakhoda Taiwan serta 11 warga China, 21 warga Indonesia, 13 warga Filipina dan dua warga Vietnam.

Otoritas Taiwan telah memulai upaya pencarian dan meminta bantuan dari Argentina dan Inggris, juga kapal-kapal lain di wilayah tersebut.

(mei/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads