"Sulit saya lupakan romantisme saya kepada Golkar. Sebagai manusia biasa, saya tidak bisa membohongi apa yang ada dalam relung hati saya. 43 tahun saya di Golkar tidak ada yang meragukan senioritas saya, saya berjuang dan tidak pindah partai dan mendirikan partai," kata Paloh yang didampingi pengurus NasDem di kantor DPP NasDem, Rabu (11/3/2015).
Posisinya yang pernah berada di Golkar sambung Paloh memudahkan jalinan komunikasi dengan Golkar kepemimpinan Agung yang sudah disahkan kepengurusannya oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah perbincangan santai, Paloh berkelakar soal nasib politiknya yang kalah dalam pemilihan caketum Golkar pada Munas di Riau tahun 2009. "Saya menerima kekalahan, jadi kalau 5 tahun lalu saya sebagai caketum Golkar, saya kalah Bung Agung tidak pilih saya," kata Paloh disambut gelak tawa seisi ruangan.
Dia menilai hubungan baik antara parpol akan membuat kondisi politik menjadi kondusif. Ini penting untuk mendukung program pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Saya pikir akan dilihat tradisi baru berpolitik bukan selalu untuk saling menjatuhkan. NasDem menawarkan berkompetisi secara harmoni," ujarnya.
(fdn/van)