Jembatan ini dibangun pemerintah orde baru pada tahun 1991 atau sudah berusia 24 tahun. Pernah direhab besar dengan mengganti seluruh kawat penyangga antara sling baja dengan papan pijakan pada tahun 1998.
" Pemerintah JB (Mulyadi Jayabaya) sih belum pernah rehab. Sekarang anaknya jadi bupati (Iti Octavia Jayabaya) juga baru kemarin aja pas putus. Kalau kami setiap tahun minimal sekali dengan swadaya masyarakat memperbaiki papan yang sudah lapuk atau bahkan patah," ungkap Kepala Desa Tambak Fahrudin, Rabu (11/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi keburu kecelakaan seperti ini. Mudah-mudahan dengan ini, pemerintah bisa lebih perhatian merawat jembatan gantung terutama kekuatan sling bajanya," tandasnya.
Sementara itu, Arif Kirdiat, pengagas organisasi Relawan Kampung yang konsentrasi membangun jembatan melalui swadaya masyarakat mengaku miris karena di Lebak masih ada lebih dari 200 jembatan serupa.
"Total jembatan di Lebak ada 360 buah dan yang tidak terawat seperti jembatan Sinday ini lebih dari 200 buah. Butuh tekad keseriusan untuk memperbaiki infrastruktur ini karena jembatan bukan hanya menghubungkan desa tapi juga menyambungkan kehidupan," papar sosok yang sempat mendapat penghargaan dari Panggung Impian TransTV milik Trans Media ini.
Jembatan putus pada pukul 06.30 WIB, Selasa (10/3) kemarin, saat siswa SD berangkat sekolah dari Desa Tambak, Kecamatan Cimarga menuju SDN 1 Pajagan yang berada di Desa Pajagan, Kecamatan Sajira. Akibat kejadian tersebut, sebanyak 46 siswa SD dan sepasang suami istri yang sedang boncengan di motor jatuh dan mengalami luka-luka.
(try/try)