Novan Tewas di Pangkuan Ayahnya Saat Tertembak di Bandara Merauke

Letusan Pistol di Bandara Merauke

Novan Tewas di Pangkuan Ayahnya Saat Tertembak di Bandara Merauke

- detikNews
Senin, 09 Mar 2015 15:21 WIB
Jakarta - Novan Aditama Putranto (6) tewas setelah dihantam peluru dari pistol yang ada di tangan Praka Dedi Purwanto. Novan tewas di pangkuan ayah tercintanya, Sugino (32), yang juga terkena peluru dan kini kritis di RSUD Merauke.

"Kedua korban tersebut (Sugiono dan Novan) terkena luka (tembak) ketika Sugiono sedang memangku Novan membelakangi dinding yang bersebelahan dengan counter Lion Air," kata Kadispen TNI Angkatan Darat (AD) Brigjen Wuryanto saat dikonfirmasi detikcom via telepon, Senin (9/3/2015) siang.

Dijelaskan Wuryanto, Praka Dedi merupakan protokoler Batalyon Infanteri/Yalet 755. Ia sedang mengosongkan pistol FN-46 milik Kepala Perbekalan dan Angkutan Kodam XVII/Cendrawasih di counter Lion Air Bandara Mopah, Merauke, Senin (9/3/2015) pukul 08.25 WIT.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk memastikan pistol itu tak berpeluru, Praka Dedi mengarahkan pistol ke tembok dan menarik pelatuknya. Dor! Tak disangka, ada peluru yang melesat. Peluru mengenai dinding tripleks hingga tembus ke belakangnya, yang merupakan counter Sriwijaya Air.

Peluru itu mengenai Sugino yang tengah duduk sambil memangku anak laki-lakinya, Novan. Novan tewas di tempat, sementara Sugino kritis dan dilarikan ke UGD RSUD Merauke untuk dioperasi. Wuryanto menyatakan, Praka Dedi bertanggung jawab dan ikut mengantar kedua korban ke rumah sakit.

Wuryanto mengatakan saat ini Praka Dedi tengah diperiksa intensif oleh POM TNI. Dalam pengakuannya, Praka Dedi tak menyangka tembok tempatnya mengarahkan pistol ternyata tripleks.

Praka Dedi, kata Wuryanto, akan mendapatkan sanksi tegas jika terbukti bersalah. Sejauh ini menurutnya, Praka Dedi menyalahi prosedur pengosongan senjata.

"Harusnya (pengosongan senjata) ke atas, tapi ini kan di ruangan dan memang keliru. Ke atas dia rasa tidak mungkin. Dia hanya mengosongkan, itu (senjata) dia anggap kosong, rupanya meletus," jelas Wuryanto.

(bar/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads