Penjelasan Smailing Tour Soal 16 Turis WNI yang Memisahkan Diri di Turki

Penjelasan Smailing Tour Soal 16 Turis WNI yang Memisahkan Diri di Turki

- detikNews
Senin, 09 Mar 2015 14:53 WIB
Kantor Smailing Tour di Gajahmada (foto: Edo)
Jakarta - 16 WNI yang memisahkan diri dari rombongan wisata dan diduga bergabung dengan kelompok radikal ISIS, terbang ke Turki menggunakan jasa agen perjalanan Smailing Tour. Bagaimana penjelasan mereka soal peristiwa tersebut?

Davi Batubara, Chief Operator Office Smailing Tour, mengatakan, 16 orang tersebut tidak memiliki gelagat mencurigakan ketika mendaftar tur. Setibanya di Istanbul, mereka memisahkan diri, lalu tak memberi kabar lagi.

"Waktu itu tour leader memberikan surat pernyataan karena sayang dengan paket turnya kalau nggak dipakai. Sampai akhir perjalanan tur, mereka tidak memberikan kabar ya kita kontak KBRI dan kepolisian di sana. Sebenarnya bukan hilang tapi memisahkan diri dengan rombongan," kata Davi saat berbincang dengan detikcom, Senin (9/3/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditambahkan Davi, para WNI tersebut mendaftar ikut tur dan berkomunikasi via email. Tidak pernah ada temu muka dengan pihak tur sebelum keberangkatan. Turki adalah negara yang bisa menggunakan visa on arrival, sehingga tidak perlu mengurus visa sebelum terbang.

"Selama ini ketika bertanya semua dilakukan via email seperti nanti mau ke mana saja, apa saja yang didapatkan dalam paket liburan. Semua dilakukan satu orang, kami pikir nanti dengan satu orang ini dia akan beritatahu ke teman-teman yang lain," paparnya.

Para WNI yang berasal dari Solo dan Surabaya itu mengajukan paket tur bersamaan. Lalu, pembayaran dilakukan dengan cara transfer. "Biaya tur kurang lebih US$ 2.000," imbuhnya.

Di Turki, para WNI itu memisahkan diri dengan alasan hendak bertemu dengan keluarga. Pihak travel tak ada yang curiga, sebab mereka pergi sambil membawa bayi dan anak kecil.

"Sampai hari kedua masih komunikasi, mereka sempat bilang masih kangen-kangenan dengan keluarga dan minta waktu lagi selama perjalanan tur. Tour leader kami selalu berusaha komunikasi sampai akhirnya menjelang keberangkatan ke Indonesia handphone mereka tidak aktif," paparnya.

Davi menegaskan, ini adalah kasus pertama yang dialami oleh Smailing Tour. Tidak ada kecurigaan sebelumnya mereka bakal berpisah dan menghilangkan diri.

"Penuturan dari tour leader sendiri tidak ada yang aneh dari mereka," imbuhnya.

(mad/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads