"Kami minta Pemerintah memperdalam penyelidikan tentang biro perjalanannya. Apa mungkin biro itu hendak cuci tangan, atau memang tidak mampu mengurusi peserta perjalanan. Hingga saat ini juga belum menemui kami," ujar kakak tertua Fauzi dan Hafid, Muhammad Arif, di Kantor Badan Konsultasi dan Bantuan Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta (BKBH UMS) Solo, Senin (8/3/2015).
Arif menilai ada fakta yang pantas dipertanyakan. Kepada media, pihak biro perjalanan mengatakan 16 orang itu sudah sampai di Bandara Turki dan kemudian pamit untuk memisahkan diri sementara. Informasi itu layak dipertanyakan karena sejauh ini keenam belas orang itu tidak tertangkap di CCTV bandara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Budhi Kuswanto dari BKBH UMS, selaku pendamping hukum keluarga, mengatakan pihaknya masih menunggu suasana hati keluarga lebih tenang untuk mengambil langkah ke depan. Langkah yang kemungkinan ditempuh adalah melakukan klarifikasi ke biro perjalanan. Tidak menutup kemungkinan pula untuk mendatangi Kementerian Luar Negeri untuk mempertanyakannya.
"Belum diputuskan sekarang. Keuarga masih terpukul. Biar lebih tenang dulu. Tapi bisa juga kami akan klarifikasi ke biro perjalanan yang mengurus perjalanan keluarga klien kami tersebut. Tidak menutup kemungkinan untuk mendatangi Kemlu," ujar Budhi.
(mbr/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini