Jokowi Tinjau Sistem Pertanian Terpadu di Lahan Hutan Blora Jateng

Jokowi Tinjau Sistem Pertanian Terpadu di Lahan Hutan Blora Jateng

- detikNews
Sabtu, 07 Mar 2015 17:42 WIB
Foto: Humas UGM
Blora, - Presiden Joko Widodo berkunjung ke lahan pertanian terpadu yang dikelola antara Perhutani dan UGM di lokasi petak 18 Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Randublatung, Desa Semanggi, Jepon, Blora, Jawa Tengah, Sabtu (7/3/2015). Jokowi mengapresiasi model sistem pertanian terpadu yang ditanam di lahan hutan milik perhutani tersebut.

''Kita punya hutan jati, lahan perkebunan kelapa sawit, bisa dikombinasi dengan tanaman pertanian seperti yang ada disini Jati dengan jagung,'' kata Jokowi dalam rilis Humas UGM yang diterima detikcom. Dalam kunjungan itu Jokowi juga sempat memanen jagung bimo super yang ditanam di sela-sela tanaman hutan jati.

Jokowi mengatakan konsep ini bisa diduplikasikan di PT Perkebunan Nusantara (PN) lainnya di seluruh Indonesia. Salah satunya seperti lahan hutan di Ponorogo yang menggunakan konsep yang sama dimana di sela-sela tanaman kayu putih ditanami jagung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kira nanti kebun sawit juga bisa ditanam dengan jagung,'' ucap Jokowi yang didampingi Rektor UGM Dwikorita Karnawati, Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo dan Bupati Blora.

Menurut Jokowi rata-rata produksi jagung per satu hektar di KPH Randublatung mencapai 7,6 ton per hektar. Hasil panen jagung itu apabila dijual dengan harga per kilo Rp 2.800, maka petani bisa dapat puluhan juta rupiah setiap kali panen. Namun di Perhutani, setiap hektar digarap 3-4 petani, setelah dibagi rata, per kepala keluarga mendapatkan penghasilan sekitar Rp 1,3 juta per bulan.

''Pendapatan segitu didapat dari petani yang tinggal di sekitar sekitar hutan lho,'' imbuhnya.

Presiden menegaskan dirinya sudah meminta Menhut dan Mentan agar konsep pertanian terpadu dipertahankan dan dilanjutkan dengan perluasan lahan ditambah.

''Diberikan benih gratis, (lahan) diperluas. Supaya ada peningkatan (produksi),'' ujar Jokowi.

Soal minimnya lahan pertanian yang digarap petani, Jokowi mengatakan ia akan segera merealisaisikan pembagian lahan satu juta hektar untuk pertanian dan perkebunan. ''Bisa di lahan hutan,'' katanya.

Sehubungan persoalan harga komoditas jagung dan harga komoditas produk pertanian lain yang sering merugikan petani di saat musim panen tiba, Jokowi mengatakan perlu dilakukan penataan siklus panen antar daerah agar tidak serentak.

''Siklus panen diatur antar pulau dan provinsi, jangan sampai saat panen bareng harga jatuh begitu tidak panen, harga naik. Manajemen perlu diatur,'' katanya.

Di kesempatan yang sama peneliti kehutanan UGM Prof Moh Naiem mengatakan konsep sistem pertanian terpadu yang dikembangkan kluster Agro UGM di lahan hutan milik perhutani ini yakni klon jati unggul ditanam dengan masa panen 20 tahun. Saat panen, setiap pohonnya bisa menghasilkan satu kubik kayu. Namun sambil menunggu panen pada tahun ke-3 disela jati ditanam padi dan jagung.

Selanjutnya tahun ke 4 hingga 6 ditanam jahe dan garut. Kemudian di tahun ke 7 hingg 10 ditanam garut, diselingi porang dan gembili. Sedangkan pada tahun ke 15 sampai tahun ke 20 ditanam kapulaga.

Menurut Naiem, jenis tanaman yang berbeda ditaman selama 20 tahun ini dilakukan untuk menurunkan tingkat erosi. ''Sekaligus meningkatkan penghasilan petani dan kesehatan hutan,'' ujarnya.



(slm/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads