Kepedulian teman-teman terlihat ketika Bripda Eka diboncengkan motor dari rumah di perempatan Pasar Sapi ke Mapolres Salatiga dan sebaliknya.
"Tidak malu, teman-teman mendukung. Saya kalau pulang juga bareng sama teman, nebeng motor, soalnya motor di rumah dipakai," kata dara kelahiran 30 Juli 1996 itu kepada detikcom di rumahnya, persimpangan Pasar Sapi, Salatiga, awal pekan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anak pertama dari pasangan Darwanti dan Sabirin ini rupanya belum terbiasa dengan hal itu, sehingga ketika ia keluar rumah kadang harus menutup kepalanya dengan kain seperti berkerudung. Namun tetap saja, paras manisnya itu ketahuan oleh beberapa orang.
"Kadang ke mana-mana pakai kerudung, ke pasar, atau kalau main. Pernah waktu beli koran, ternyata tetep dikenalin, waktu di rumah sakit (menjenguk ayah) juga banyak yang tanya," tandasnya.
Jika nantinya menjadi terkenal atau populer hingga akhirnya sukses, Bripda Eka tetap akan mengingat pesan ayahnya yang kini masih terbaring karena menderita tumor paru-paru.
"Diajarkan orang tua agar bekerja keras untuk mencapai yang diinginkan, jangan lupa dengan yang di atas. Yang pasti jangan sombong," tegasnya.
Bripda Eka tekun mengikuti pelatihan di Polres Salatiga sebelum ditempatkan bertugas. Jika sudah waktunya pulang, ia bergegas ke rumah dan melepas seragamnya. Perkakas tambal ban pun disiapkan untuk membantu ibunya karena sang ayah saat ini masih terbaring sakit di kamar. Dengan gesit, lulusan SMK itu menambal ban motor pengguna jalan yang bocor di dekat rumah yang juga bengkel kecilnya tersebut.
(alg/try)