Tidaklah mudah baginya untuk merubah sistem yang ada. Oleh karenanya, Ahok mengatakan dia akan pasang badan dan nyawa untuk mewujudkan budaya bebas korupsi.
"Saya pasang badan, saya pasang nyawa saya supaya ada APBD transparan. Kalau kepalanya lurus, bawahnya tidak mungkin tidak lurus. Saya ingatkan ke Walikota Jakarta Barat (HM Anas Effendi), saya stafkan, nggak ada lagi kesempatan bagi Anda untuk kembali lagi. Bagi saya sederhana," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (4/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bapak Ibu nggak usah khawatir kalau mau gabung sama DPRD silakan, saya sangat senang. Saya berdoa partai lain nggak cabut hak angket, bagus itu, saya lawan partai-partai. Saya senang sekali bisa menikmati itu semua," sambungnya.
"Presiden nanya, bisa nggak dipertemukan, saya bilang tidak bisa karena ini persoalan hitam putih. Pak Fauzi Bowo yang asli Betawi saja ngalah, Pak Sutiyoso juga ngalah, masa Ahok yang dari Belitung nggak mau ngalah sama DPRD," kata mantan Bupati Belitung Timur itu.
Dia pun kembali menceritakan upaya legislatif Kebon Sirih untuk menyelipkan 'anggaran siluman' yang membuat Ahok murka. Menurutnya, sangat tidak masuk akal program sosialisasi pergub yang dinamakan 'visi misi' menelan hingga Rp 8,8 triliun.
"DPRD berpikir pasti saya ngalah pertama masukin Rp 8,8 triliun dengan judul visi misi, makanya saya coret pakai stabilo dan tulis pakai pulpen 'Nenek lo!'. Keder mereka bilang nenek kita dibawa, makanya jangan begini. Eh, mereka kirim lagi dengan Rp 12,1 triliun," terangnya dengan gemas.
"Saya mau tunggu Bapak Ibu ada di pihak siapa. Saya mau tahu kekuatan musuh berapa banyak yang dukung DPRD," tutup Ahok.
(aws/vid)