Hibur Anak-anak Korban Bencana, Presiden Nyanyikan Lagu Ayah
Kamis, 03 Feb 2005 16:12 WIB
Jakarta - Di mana..Akan kucari...Aku menangis.. Seorang diri..Hatiku selalu ingin bertemu..Untukmu aku bernyanyi..Penggalan lagu berjudul Ayah yang pernah populer tahun 80-an, Kamis siang (3/2/2005) bergema di Istana Negara. Jika aslinya lagu tersebut dibawakan oleh The Mercys, kali ini berbeda jauh dari aslinya. Lagu bersyair apik jadi sedikit tak beraturan. Tapi harap maklum, karena penyanyinya khusus. Tidak tanggung-tanggung suara itu keluar dari bibir Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menyanyikan bait demi bait lagu tersebut hingga selesai.Presiden SBY yang sejak masa kampanye suka bernyanyi ini melantunkan tembang berjudul Ayah dengan iringan electone. Di depannya, ratusan anak-anak yang mengikuti acara Gerakan Nasional Saling Berkirim Surat dengan Anak-anak Aceh, ikut bersenandung bernyanyi bersama.Sebelum menyanyikan lagu, Presiden SBY mengatakan bahwa lagu yang akan dibawakannya diperuntukkan kepada anak-anak Indonesia, terutama untuk para korban bencana alam di Aceh dan Nias. "Untuk seluruh anak-anak Indonesia dan anak-anak yang menjadi korban bencana alam di Aceh dan Nias, saya persembahkan lagu," kata Susilo Bambang Yudhoyono.Ratusan anak-anak siswa sekolah dari tingkat SD sampai SMA se DKI Jakarta yang hadir di Istana Negara sempat tertegun ingin mendengarkan nyanyian sang presiden. Setelah setelah selesai, tepuk tangan membahana.Sebelum Presiden menyanykan lagu, artis remaja Natasya menyanyikan lagu Indonesia Menangis. Suasana yang muncul di ruangan Istana Negara, Jalan Veteran Jakarta Pusat, siang ini seakan menjadi forum keprihatinan bersama, terutama soal nasib anak-anak Aceh dan masa depan mereka.Acara Gerakan Nasional mengirim surat ke anak-anak di Aceh dan Nias ini merupakan kerjasama antara Komnas Perlindungan Anak dan PT Pos. Dalam pidatonya, Ketua Komnas Anak Seto Mulyadi mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan sebagai media komunikasi penyaluran pendapat dan pengungkapan perasaan, sebagai bagian penting dari terapi psikososial bagi anak-anak korban bencana.Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutan tanpa teks menyatakan gerakan ini merupakan bentuk kepedulian antar anak-anak seluruh Indonesia dengan teman-temannya yang ada di Aceh dan Nias. Anak-anak korban bencana, tengah berkembang dalam suasana ketakutan , khawatir dan sepi karena kehilangan anggota keluarnya. Anak-anak ini dikhawatirkan dapat menderita berbagai masalah psikologi.Gerakan berkirim surat salah satu jembatan mempresentasikan bahwa mereka tidak sendirian. "Realitas faktual sangat sulit. Tapi jangan menyerah,"kata presiden.
(jon/)