"Ini memang replika mumi Firaun dan tidak bisa kami pungkiri banyak orang yang memandang negatif kalau disebut replika karena dibilang palsu atau semacamnya. Tapi yang kami ingin sampaikan melalui pameran ini bahwa ada sejarah agama sebesar ini dan harus diketahui generasi saat ini," kata Didi Juliardi pada detikcom di lokasi pameran Istora Senayan, Jakpus, Sabtu (28/2/2015).
Kisah tentang Firaun tak bisa dilepaskan dari agama sejarah agama Islam. Diceritakan dalam Al Qur'an bagaimana berkuasanya Firaun namun berhasil ditumbangkan oleh Nabi Musa AS sebagai utusan Allah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bentuknya seperti kepingan batu yang berisi 10 perintah Allah pada Nabi Musa dalam frasa Aserethad Varim yang diartikan sebagai 10 kata, pernyataan atau benda.
"Replika ini kami hadirkan agar anak-anak lebih mudah mengerti dan terpancing untuk membaca literaturnya," ucap Didi.
Replika kitab Taurat itu dibuat dari bahan semacam plastik namun dilapisi semen agar terlihat mirip dengan aslinya. Ada juga tongkat-tongkat Firaun yang dibuat dari kayu dan replika mumi Firaun.
Seorang pengunjung, Hesti, menanggapi positif acara pameran itu. Meski sempat kecewa karena yang dipamerkan hanya replika dan bukan mumi asli, Hesti yang datang membawa 2 orang anaknya ini mengaku pameran-pameran sejenis perlu diperbanyak untuk edukasi anak-anak.
"Sebenarnya kecewa karena ternyata bukan aslinya. Secara niat bagus karena anak-anak bisa belajar," ujar warga Pondok Gede ini.
Saat film berjudul 'Nabi Musa dan Firaun' ditayangkan, beberapa anak-anak yang nonton tampak didampingi orang tua. Hal ini memang dianjurkan oleh panitia agar orang tua bisa menjelaskan pada anak jika ada yang tak dipahami.
Seluruh replika ini dirawat dengan perawatan khusus dan disimpan dalam kotak kayu. Sekitar 15 barang replika mulai dari tongkat, tali, peti sarkofagus Firaun, anubis dipamerkan di Istora Senayan hingga 8 Maret mendatang.
(bil/ndr)