Guru Besar Politik Islam: Sekarang Jadi Ketum Parpol Hanya Soal Banyak Duit

Guru Besar Politik Islam: Sekarang Jadi Ketum Parpol Hanya Soal Banyak Duit

Mulya Nurbilkis - detikNews
Sabtu, 28 Feb 2015 14:50 WIB
Jakarta - Dalam setiap pertarungan calon ketua umum selalu diwarnai dengan saling klaim memiliki suara terbanyak. Selain itu sudah jadi rahasia umum, dalam setiap kontestasi ketum parpol selalu diwarnai isu pemberian uang dalam jumlah besar pada kader yang memiliki hak suara agar memenangkan salah satu kubu.

Hal ini tak pelak membuat pertarungan sebagai ketua partai tak hanya soal siapa yang memiliki visi terbaik untuk partai, namun siapa yang mampu memberi uang paling banyak pada kader. Akhirnya, yang menjadi ketua umum partai selalui orang yang 'berduit'.

"Partai kita sekarang gampang pecah karena tidak ada ikatan pada apa mereka akan setia. Ini juga yang dihadapi Golkar. Saya selalu bilang Golkar dulu aman karena dijaga Pak Harto. Dia nggak ada, nggak ada yang jaga," kata‎ Guru Besar dan Ahli Politik Islam Prof Salim Said dalam diskusi Smart FM dan Populi Center dengan tema PAN Menatap masa depan di Gado-Gado Boplo, Jalan Gereja Theresia, Jakpus, Sabtu (28/2/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam diskusi itu hadir mantan politisi PAN yang kini di Golkar Indra J Piliang, dan peneliti Populi Center Nico Harjanto. Salim mengatakan saat ini seorang calon ketua umum harus memiliki modal uang yang besar. Akhirnya, persaingan politik internal partai lebih pada materil.

"Sekarang duit. JK merebut Golkar‎ karena memiliki uang, Ical menang karena duit banyak. Regenerasi Golkar, ada duit nggak? Ya karena sejak reformasi ditekan sama yang punya duit. Itu by product dari tanaman politik orde baru," sambungnya.

Menurutnya, tak hanya Hatta Rajasa yang diterpa isu besan SBY sehingga membuat PAN berada dibayang-bayang partai Demokrat, tapi Zulkifli juga seperti itu. ‎Zulkifli juga diperkirakan mendapat dukungan Amien Rais karena hubungan 'besan' antara mereka. Puteri pertama Zulkifli Hasan, Putri Zulya Safitri dipersunting oleh Mumtaz Rais, putra bungsu Amin Rais.

"Sekarang tekanannya perbesanan. Kalau anak Amien sudah kawin sama (anak) Zul, itu juga faktor. Itu kepentingan. Jadi sekarang tinggal adu kuat (uang)," kata Said.

Peranan uang ini juga dinilai peneliti Populi Center Nico Harjanto akan terjadi di kongres PAN yang mulai dibuka hari ini. ‎Menurutnya ketokohan Amien Rais tak lagi menjadi magnet besar bagi kader PAN.

(bil/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads