Berawal dari temuan mantan Kepala Dinas Pendidikan DKI Lasro Marbun pada 2014. Ia menemukan pengadaan UPS senilai Rp 4,3 triliun, dan berhasil dipotong.
"Pak Lasro jelas, sudah coba memotong Rp 4,3 triliun tapi kan masih ada suku dinas di bawahnya yang masih nakal kan. Dipaksa, makanya masih lolos di 2014, masih lolos 55 paket," kata Ahok di Pondok Bambu, Jakarta Timur, Sabtu (28/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanya saya tungguin 2015, nih pasti ketagihan duit enak nih, pasti dia masukin. Eh benar! Masuk lagi Rp 12,1 triliun kan, ya sudah. Nah sekarang saya harus bagaimana?" ujar Ahok.
Langkah yang diambil Ahok adalah menunda disahkannya APBD DKI 2015 dan melaporkan temuannya ke pihak yang berwenang seperti KPK. Hal ini yang membuat Ahok dihadiahi hak angket oleh para anggota dewan.
"Kalau kalian bilang saya kurang komunikasi, komunikasi saya cuma satu. Kalau seluruh Rp 12 triliun saya masukan APBD, nggak ada yang nggak senang sama Ahok," ucap Ahok.
"Jadi Ahok bisa menyatukan seluruh ideologi parpol di Jakarta coba. Jadi tidak ada bicara ideologi, yang ada bicara Rp 12 triliun diterima, beres! Kalau nggak diterima, semua partai nggak baik sama saya," tutup Ahok.
(vid/tor)