Sudah Punya UPS Kecil, SMP 37 Pilih Fasilitas yang Menunjang Kegiatan Ekstra

Dana Siluman APBD

Sudah Punya UPS Kecil, SMP 37 Pilih Fasilitas yang Menunjang Kegiatan Ekstra

Bagus Prihantoro Nugroho - detikNews
Jumat, 27 Feb 2015 15:57 WIB
UPS merek Yoritsu milik SMPN 37 (Bagus/detikcom)
Jakarta -

Kepala SMP Negeri 37 Jakarta, Rusdi tak mengerti hal ihwal yang diributkan terkait pengadaan Uninterruptible Power Supply (UPS). Alat itu dianggarkan hingga miliaran rupiah dan membuat Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) kesal bukan kepalang ke DPRD DKI Jakarta.

"Saya belum tahu akan ada pengadaan alat seperti itu atau tidak. Sampai sekarang belum ada pemberitahuan apa-apa. Memang untuk apa sih sekolah SMP pakai itu?" ujar Rusdi di kantornya, Jl Wijaya Kusuma, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (27/2/2015).

Menurut data yang ditunjukan oleh Ahok, setiap sekolah dianggarkan sekitar Rp 5 miliar. Wujud dari alat itu memang besar sehingga disiapkan satu ruangan khusus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kami sih semisal mendapat alat seperti itu, mau ditaruh di mana? Kami juga sudah punya UPS tapi beda dari yang itu, lebih kecil dan warnanya putih," kata Rusdi saat ditunjukan foto UPS miliaran rupiah milik sebuah sekolah.

UPS yang sudah dimiliki oleh SMPN 37 pun belum lama diadakan. Alat penunjang peralatan elektronik itu pun masih dirasa cukup untuk kegiatan belajar mengajar.

Tinggi UPS itu sekitar satu meter, berbeda dengan pengadaan miliaran rupiah yang tingginya mencapai 1,8 meter. Merk UPS yang dipakai SMP 37 adalah Yoritsu.

"Kami punya komputer ada 60. Memang awalnya listriknya tidak kuat. Lalu kami bilang ke atasan supaya sumber listrik di sekolah dipartisi. Jadi untuk laboratorium komputer dikasih yang lebih besar. Sekarang ditambah UPS yang ini sudah mencukupi," tutur warga Parung, Bogor tersebut.

Memang dia akui bahwa terkadang pasokan listrik untuk menghidupkan semua elektronik masih kurang. Tetapi tak setiap hari SMP 37 sampai harus menyalakan semua lampu dan elektronik.

"Kita kan ajarkan murid berhemat. Kalau tidak perlu ya lampu dimatikan, jadi bisa nyalakan komputer," imbuh Rusdi.

Rusdi menyadari bahwa sebentar lagi semua sekolah akan diterapkan sistem Ujian Nasional secara online. Untuk saat ini menurut dia SMP 37 belum siap menghadapi itu.

Dalam benak bapak tiga anak itu, sistem online membutuhkan fasilitas komputer untuk semua peserta didik. Tetapi dia tak bisa pastikan spekulasinya itu lantaran belum ada pemberitahuan lebih lanjut.

"Kalau memang begitu ya tidak heran kalau butuh fasilitas besar. Tetapi bagaimana dengan sekolah-sekolah di luar daerah sana? Ada sekolah yang listrik saja belum ada, tapi dipaksakan diadakan komputer. Akhirnya mereka paksakan beli diesel," tutur Rusdi.

Dia tak menolak bilamana alat mahal itu dikirimkan ke sekolahnya. Tetapi perlu dipertimbangkan kebutuhannya, mengingat pihaknya tak meminta pengadaan itu. Apalagi nilainya yang fantastis.

"Kalau boleh mengajukan, saya lebih memilih fasilitas semacam panggung di lapangan. Tak usah mewah-mewah, nanti panggung itu buat kegiatan belajar teater para siswa. Selain itu kalau pelajaran Bahasa Indonesia mereka bisa baca puisi di situ, jadi tidak melulu dalam kelas," pungkas Rusdi.

(bpn/bar)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads