Awalnya, Abu berangkat dari kampung halaman dengan niat mencari pekerjaan di ibu kota. Dirinya sempat bekerja sebagai Buruh di sebuah pabrik di kawasan Bogor.
"Tapi saya dipecat. Terus sama teman diajak ikut begal," ujar Abu kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jumat (27/2/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Motor 15 kali, mobil dapat 3 dari dua kali aksi. Ikut 2 kali bunuh, korban motor 1, korban mobil 1. Begal mobil ikut bunuh korban tusuk bagian rusuk 7 kali," jelas Abu.
Dirinya mengaku tak mengenal komplotan pencuri motor tertentu yang sudah beraksi lebih lama dari dirinya. "Nggak ada nama geng, nggak ada komplotan lain," kata dia.
Namun, aksi Abu akhirnya terendus juga oleh pihak kepolisian. Saat melakukan begal di kawasan Tangerang, dirinya hampir saja ditangkap. Sehingga dia memutuskan untuk kabur ke kampung halamannya.
Walaupun begitu, kepolisian tetap dapat menangkap Abu dan beberapa rekannya yang lain pada 27 Januari lalu di Lampung. Saat ini dia harus pasrah mendekam di tahanan Mapolres Tangerang Kota.
Menurut Kasat Reskrim Polres Tangerang Kota, AKBP Sutarmo, kelompok tersebut terbagi atas dua kelompok, yakni kelompok begal motor dan kelompok begal mobil. "Dari hasil pemeriksaan semua dari Lampung," kata dia kepada wartawan.
Mereka digerebek tanggal 27 Januari untuk kasus penggerebekan di kawasan Depok. Dua orang pelaku berhasil ditangkap, namun 1 pelaku tewas ditembak.
"Sementara 5 orang lainnya DPO, lari ke hutan di Lampung. Dari situ ketemu motor 7 unit dan terungkap ternyata mereka pembegal motor di Depok juga," jelasnya.
"Mobil dijual ke Lampung, sementara sepeda motor dijual ke luar daerah untuk ojek. Pembagian hasil sesuai dengan aksi di lapangan berapa orang dan tugasnya apa," tutup Sutarmo.
(rni/ndr)