Bongkahan seharga jutaan rupiah itu dijual seorang penjual batu akik dari Pacitan, Puguh (35) yang telah 1 tahun berjualan di lantai basement Blok M Square.
"Biasanya ada orang yang juga suka memilih untuk membeli bongkahannya saja," ujar Puguh kepada detikcom di Tokonya, Toko Andri Caldecony Pacitan, Lantai Basement, Blok M Square, Kamis (26/2).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekilas bila dilihat, bongkahan batu bernama Red Baron tersebut seperti bongkahan batu biasa dan nampak berat. Namun ternyata ketika Anda menggenggamnya, bongkahan itu ternyata ringan.
Meski bongkahannya ringan, ternyata tak seringan dengan harga yang ditawarkan oleh Puguh. Ternyata Puguh menjual bongkahan asli Pacitan tersebut seharga 10 juta rupiah.
"Bongkahan ini harganya 10 juta rupiah. Namanya Red Baron. Kalau disenter warnanya bening kecoklatan," ucapnya.
Meski bongkahan batu tersebut seharga 10 juta rupiah, namun Puguh mengatakan bahwa ada saja orang yang bersedia untuk membelinya. Mulai dari yang baru menyukai batu hingga para perajin batu.
"Yang baru-baru biasanya hanya untuk koleksi dan nggak untuk dibuat cincin. Pajangan saja. Tetapi kalau perajin batu biasanya mereka olah sendiri di tokonya," terangnya.
Sambil sesekali menggosok-gosok batu akiknya, Puguh mengatakan bahwa tokonya dalam seminggu bisa menjual hampir 10 lebih batu bongkahan dengan harga yang bervariasi. Mulai dari Rp 100 ribu sampai Rp 20 juta.
Bila stok batu bongkahan di tokonya sudah habis, ia langsung menelepon penambang batu langganannya di Pacitan. Puguh menambahkan bahwa sebenarnya ketika di Jakarta atau di daerah lain booming batu-batu akik, ternyata di Pacitan tak begitu booming.
"Pacitan itu dari zamannya Pak Harmoko memang sudah booming batu akik. Nah sekarang kalau batu akik booming lagi, di Pacitan ya biasa saja," ucapnya.
Untuk membawa batu bongkahan yang sudah dicarikan oleh penambang langganannya itu, ternyata Puguh tidak mengirimnya lewat jasa pengiriman. Ia lebih memilih untuk mengambil sendiri batu bongkahannya itu ke Pacitan.
Menurutnya, hal itu ia lakukan sekalian untuk ajang pulang kampung. Kebetulan, Puguh berasal dari Kota Pacitan, Jawa Timur tempat di mana SBY berasal.
"Saya ketika mengambil batu sekalian sebagai ajang pulang kampung. Karena kesempatan saya pulang ke kampung hanya ketika mengambil batu itu," sambungnya.
Toko milik Puguh ini juga beberapa kali pernah berpartisipasi dalam Indonesian Gemstone di Mangga Dua Square, Jakarta. Terlihat di Tokonya terdapat sejumlah piagam yang dipajang pada temboknya untuk memberikan keyakinan kepada pembeli bahwa Tokonya memiliki kualitas dalam penjualan batu akik.
(ndr/mad)