"Katak melahirkan kecebong ini memiliki taring. Taringnya kecil. Spesies baru ini satu-satunya di dunia, tidak terbantahkan," ujar Djoko sewaktu ditemui di ruang kerjanya, kampus ITB, Jalan Ganeca, Kota Bandung, Jumat (27/2/2015).
Menurut Djoko, katak Limnonectes larvaepartus ini tidak ditemukan di negara lainnya selain Indonesia. Habitat katak unik tersebut, menurut dia, menyebar di wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut peraih gelar doktor dari Universite Montppellier 2 di Montpellier Perancis tersebut, ukuran tubuh katak Limnonectes larvaepartus ini maksimalnya lima sentimeter. "Kataknya bisa hidup di air, kalau dewasanya di darat," kata Djoko mengungkapkan.
Menurut dia, katak betina spesies baru di dunia ini masuk dalam kelompok berkembang biak dengan cara larvivar. "Larvivar itu telur menetas, tapi berkembangnya berdasarkan kuning telur sebagai sumber makannya. Jadi induk enggak beri makanan tambahan, kalau kelaparan ke luar sendiri. Larvivar ini istilah baru," tutur Djoko.
Djoko yang dikenal sebagai herpetolog atau pakar amfibi dan reptil, bekerja sama dengan Ben J Ebans dari Mc Master University di Kanada dan Jimmy A McGuire dari University of California di Berkeley, untuk mengidentifikasi satwa tersebut.
Temuan katak Limnonectes larvaepartus dipublikasikan di jurnal PLOS ONE edisi Rabu 31 Desember 2014.
(bbn/mad)