"Barusan selesai jalan santai. Tiap hari tiga jam. Biar menjaga kondisi kebugaran," ucap Tatang sewaktu ditemui di kediamannya, kawasan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (26/2/2015).
Dia bergegas melangkah ke sudut tembok dan mengampiri dua sangkar yang masih tertutup kain pembungkus. "Saya hobi memelihara burung kicauan. Dulu ada enam jenis burung. Sekarang sisa tiga, jenis cendet, parkit dan love bird," ujar Tatang sambil membuka sarung sangkar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mau mandi dulu," ucapnya sambil tersenyum ramah.
Tak lama, dia kembali datang sembari memakai kaus putih berkerah lengan pendek dan celana panjang motif loreng. Di bagian dada kiri kaus tertera tulisan 'LEGENDARIS SNIPER-DUNIA' serta gambar senjata api laras panjang tipe Winchester. Bagian dada kanan tertulis ' TATANG K'.
"Ini baju buatan sendiri," ujar Tatang.
Dia merasa bangga diakui mata dunia sebagai sniper sejati dari Indonesia. Tatang ikut bertempur di Timor Timur pada 1977-1978. "Waktu itu (di Timor Timur) saya menjadi pengawal Pak Edi Sudrajat. Saya bertugas juga sebagai sniper," tutur Tatang.
Sebelum berkisah panjang, Tatang mengajak ke lantai dua rumahnya yang sederhana. "Tiap hari saya rawat tanaman. Antara lain ada tomat, jambu dan cabai. Harus disiram dong, biar tumuh subur," kata Tatang yang jari manis tangan kirinya melingkar satu cincin batu mulia jenis yaman wulung.
Kemarin, Tatang sempat berkunjung ke kantor redaksi detikbandung. Bersama sang cucu tercinta, dia sempat berbincang hangat sambil membicarakan kisahnya.
Hari ini, detikcom membalas kunjungan Tatang dengan menengoknya di rumah. Banyak cerita dan foto-foto menarik yang dibeberakan Tatang tentang aksinya. Ikuti terus kisahnya dalam beberapa artikel yang akan datang.
(bbn/mad)