Kisah Haji Kodir, Petani Padi Terakhir di Jakarta

Kisah Haji Kodir, Petani Padi Terakhir di Jakarta

- detikNews
Kamis, 26 Feb 2015 09:28 WIB
Jakarta - Di Jakarta masih ada area persawahan padi. Selain di Halim Jakarta Timur, di kawasan Jakarta Utara juga ada. Area persawahan di kawasan Rorotan ini lebih luas, mencapai 400 hektar.

Adalah Haji Kodir (63) yang menjadi ketua petani di Rorotan. Pria betawi yang lahir pada 1952 ini memiliki sawah turun temurun. Ayahnya dan kakeknya memang seorang petani.

"Sejak kecil sudah belajar tani," terang Kodir yang menggarap 1,8 hektar sawah saat berbincang, Kamis (26/2/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ayah 5 anak dari dua orang istri ini menjelaskan, area persawahan di Rorotan terbagi dua. Ada lahan garapan, milik pengembang dan lahan asli milik warga.

"Yang punya pengembang itu sewanya kalau panen, Rp 3 juta untuk 1 hektar," jelas Kodir yang sudah dua kali berhaji.

Menurut dia, menjadi petani di Jakarta gampang-gampang susah. Mudahnya mendapatkan aneka perlengkapan, tapi sulitnya sama saja seperti petani lain yakni bila kena hama.

"Satu hektar sawah bisa dapat 7 ton, panen 5 bulan sekali," imbuh Kodir yang juga berjualan bibit padi ini.

Setiap hari dia pergi ke sawah pukul 07.00 WIB, kemudian pukul 11.00 WIB pulang untuk makan siang, dan pukul 13.00 WIB kembali lagi ke sawah untuk bekerja hingga sore.

"Anak-anak menantu saya nggak ada yang minat garap sawah, mereka senang kerja di pabrik," terang Kodir.

Tak ada lagi anak cucunya yang minat terjun ke sawah. Dia tak tahu, bagaimana nanti ke depan nasib lahan sawahnya.

"Ya sekarang mah masih kuat nyangkul, yang ke depan nggak tahu dah, gimana nanti saja," tutup Kodir yang mengaku tengah sibuk melawan hama tikus yang menyerang.

(ear/ndr)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads