Berikut daftar para sniper wanita tersebut seperti dikutip dari majalah detik edisi 167 "Sim Salabim Feriyani Lim":
(Foto: Reuters)
|
1. Denis Sipan
(Foto: CBS News)
|
Para militan Kurdi tersebut selama setahun ini memerangi ISIS, kelompok jihad garis keras yang ingin menciptakan negara Islam di seluruh wilayah Irak dan Suriah.
"Jika kami tidak melakukannya, seluruh tempat akan penuh ISIS dan mereka akan menghancurkan segalanya," kata Denis kepada CBS News, 5 Februari lalu.
Denis dan YPG dalam beberapa minggu terakhir berhasil merebut kembali 50 desa di wilayah Kobane. Padahal perlengkapan tempur mereka sangat terbatas. Denis pun harus berbagi senapan dengan anggota milisi setiap kali akan beraksi. Ia bertempur bersama-sama relawan lokal, kelompok yang terdiri dari petani gandum, ibu rumah tangga dan pemilik toko, dengan menggunakan senjata yang mereka beli di pasar gelap.
Sebelum ISIS berhasil dibungkam, Deni menyatakan tak akan kembali mengajar. Prioritasnya saat ini adalah melindungi diri, teman-teman, dan negaranya. "Aku tak berpikir kembali ke sekolah,β ujarnya.
1. Denis Sipan
(Foto: CBS News)
|
Para militan Kurdi tersebut selama setahun ini memerangi ISIS, kelompok jihad garis keras yang ingin menciptakan negara Islam di seluruh wilayah Irak dan Suriah.
"Jika kami tidak melakukannya, seluruh tempat akan penuh ISIS dan mereka akan menghancurkan segalanya," kata Denis kepada CBS News, 5 Februari lalu.
Denis dan YPG dalam beberapa minggu terakhir berhasil merebut kembali 50 desa di wilayah Kobane. Padahal perlengkapan tempur mereka sangat terbatas. Denis pun harus berbagi senapan dengan anggota milisi setiap kali akan beraksi. Ia bertempur bersama-sama relawan lokal, kelompok yang terdiri dari petani gandum, ibu rumah tangga dan pemilik toko, dengan menggunakan senjata yang mereka beli di pasar gelap.
Sebelum ISIS berhasil dibungkam, Deni menyatakan tak akan kembali mengajar. Prioritasnya saat ini adalah melindungi diri, teman-teman, dan negaranya. "Aku tak berpikir kembali ke sekolah,β ujarnya.
2. Guevara
(Foto: Reuters)
|
"Aku menyukai peperangan. Ketika menyaksikan salah satu temanku di katiba (divisi pemberontak) tewas, aku merasa harus memegang senjata dan membalas dendam," ujar wanita berusia 36 tahun itu kepada Ruth Sherlock di harian The Telegraph terbitan 4 Februari 2013.
Meskipun sedang perang, Guevara selalu tampak rapi - alis yang sempurna, perona pipi, dan sedikit penegas garis mata. Sepatu bot kulit kecil dengan tumit, dan gelang emas memperlihatkan sisi femininnya. Kaum pria yang memanggul senjata melawan pemerintah amat menghormatinya.
Tidak mudah untuk menjadi seorang sniper. Selain harus cepat, cermat dan cerdas untuk tidak membiarkan musuh menembak terlebih dahulu, "Juga perlu bersabar. Saya (pernah) menunggu berjam-jam pada suatu waktu," ujarnya.
Melalui lubang kecil di tempat persembunyian, Guevara melihat tentara pemerintah kurang dari 700 meter di seberang jalan, berbaur di antara warga sipil yang bergerak cepat, mencoba untuk melanjutkan kehidupan mereka meskipun perang.
Perempuan asal Palestina yang pernah kuliah di Aleppo University itu mahir menggunakan pistol dan beroperasi dalam perang setelah mengikuti kamp pelatihan militer di Lebanon yang dijalankan oleh faksi militan Palestina Hamas.
Guevara meninggalkan suami pertamanya karena dianggap tidak cukup 'revolusioner'. Ia menikah lagi dengan komandan brigade milisi. Semula, sang suami pun menolak untuk mengizinkan Guevara bertempur di garis depan. Izin didapat setelah ia mengancam akan meninggalkannya. βAku punya kekuatan untuk memegang senjata, jadi mengapa aku tidak boleh bertempur?" Suaminya pun takluk dan mengajarinya seni menembak jitu.
2. Guevara
(Foto: Reuters)
|
"Aku menyukai peperangan. Ketika menyaksikan salah satu temanku di katiba (divisi pemberontak) tewas, aku merasa harus memegang senjata dan membalas dendam," ujar wanita berusia 36 tahun itu kepada Ruth Sherlock di harian The Telegraph terbitan 4 Februari 2013.
Meskipun sedang perang, Guevara selalu tampak rapi - alis yang sempurna, perona pipi, dan sedikit penegas garis mata. Sepatu bot kulit kecil dengan tumit, dan gelang emas memperlihatkan sisi femininnya. Kaum pria yang memanggul senjata melawan pemerintah amat menghormatinya.
Tidak mudah untuk menjadi seorang sniper. Selain harus cepat, cermat dan cerdas untuk tidak membiarkan musuh menembak terlebih dahulu, "Juga perlu bersabar. Saya (pernah) menunggu berjam-jam pada suatu waktu," ujarnya.
Melalui lubang kecil di tempat persembunyian, Guevara melihat tentara pemerintah kurang dari 700 meter di seberang jalan, berbaur di antara warga sipil yang bergerak cepat, mencoba untuk melanjutkan kehidupan mereka meskipun perang.
Perempuan asal Palestina yang pernah kuliah di Aleppo University itu mahir menggunakan pistol dan beroperasi dalam perang setelah mengikuti kamp pelatihan militer di Lebanon yang dijalankan oleh faksi militan Palestina Hamas.
Guevara meninggalkan suami pertamanya karena dianggap tidak cukup 'revolusioner'. Ia menikah lagi dengan komandan brigade milisi. Semula, sang suami pun menolak untuk mengizinkan Guevara bertempur di garis depan. Izin didapat setelah ia mengancam akan meninggalkannya. βAku punya kekuatan untuk memegang senjata, jadi mengapa aku tidak boleh bertempur?" Suaminya pun takluk dan mengajarinya seni menembak jitu.
3. Roza Shanina
(Foto: Wikipedia)
|
Catatan harian Shanina yang banyak menginspirasi para sniper perempuan Rusia di era berikutnya dipublikasikan secara luas pada 1965. Shania meraih penghargaan βOrder of Gloryβ.
3. Roza Shanina
(Foto: Wikipedia)
|
Catatan harian Shanina yang banyak menginspirasi para sniper perempuan Rusia di era berikutnya dipublikasikan secara luas pada 1965. Shania meraih penghargaan βOrder of Gloryβ.
4. Lyudmila Pavlichenko
(Foto: Getty Image)
|
Pavlichenko yang tomboy sebetulnya melamar untuk menjadi perawat di divisi Infanteri. Tapi di tengah jalan ia dipindahkan ke divisi sniper. Dia bergabung dengan 2000 perempuan lainnya yang akan dilatih menjadi sniper.
Prestasinya melumpuhkan lawan mengalahkan legendaris sniper Rusia Vasily Zaytsev. Pavlichenko telah membunuh 309 prajurit Jerman, termasuk 36 Sniper tentara jerman. Sementara Vasily Zaytsev cuma membunuh 148 tentara Nazi. Pavlichenko berpulang pada 10 Oktober 1974Β dalam usia 58 tahun.
4. Lyudmila Pavlichenko
(Foto: Getty Image)
|
Pavlichenko yang tomboy sebetulnya melamar untuk menjadi perawat di divisi Infanteri. Tapi di tengah jalan ia dipindahkan ke divisi sniper. Dia bergabung dengan 2000 perempuan lainnya yang akan dilatih menjadi sniper.
Prestasinya melumpuhkan lawan mengalahkan legendaris sniper Rusia Vasily Zaytsev. Pavlichenko telah membunuh 309 prajurit Jerman, termasuk 36 Sniper tentara jerman. Sementara Vasily Zaytsev cuma membunuh 148 tentara Nazi. Pavlichenko berpulang pada 10 Oktober 1974Β dalam usia 58 tahun.
Halaman 2 dari 10