Shany menceritakan dirinya tidak mengetahui pasti proses penganiayaan yang dilakukan pelaku kepada korban tanggal 10 Februari dini hari lalu. Saat itu ia berusaha membuka pintu wisma Umi Kasum di Jalan Argorejo gang 1 yang menjadi lokasi kejadian, namun ternyata terkunci dari dalam.
"Saya duduk di depan, kemudian ada laki-laki yang mau numpang toilet. Ternyata pintunya dikunci. Saya sama teman ndobrak," kata Shany kepada detikcom di lokasi kejadian, Rabu (25/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia duduk sambil mengigil ngomong, 'pah, ampun, pah, ampun'. Dia diguyur air, dibersihkan," ujar Shany yang menutup wajahnya dengan kain hitam.
"Tersangka juga nuduh saya dan bilang, 'mbak apa maksdumu kok membujuk agar istriku pisah sama aku'. Padahal saya tidak pernah begitu," imbuhnya.
Tersangka kemudian membawa korban ke kamar dan Shany berusaha mencari bantuan. Namun ia kembali dipanggil tersangka untuk membantu korban yang sekarat di dalam kamar.
"Tersangka berusaha gantikan pakaiannya, saya cek denyut nadinya masih ada. Saya keluar rumah lagi cari taksi," ujar wanita asal Ambarawa itu.
Tidak lama kemudian taksi datang dan tersangka menggendong korban ke dalam taksi. Saat itu warga sudah menghadang tersangka sehingga hanya Shany dan satu orang rekannya yang membawa korban ke RS Tugurejo.
"Saat dibawa masih hidup. Sampai di IGD teman saya ikut masuk, saya di luar. Tidak lama kemudian teman saya keluar dan ngabarin korban meninggal," pungkasnya.
Rekonstruksi di lokasi kejadian itu dilakukan dalam 27 adegan mulai dari tersangka masuk ke dalam rumah bersama tersangka hingga dianiaya di dalam kamar dengan dipukul rusuknya, diinjak, dan kepalanya dihantam asbak. Ririn tewas dalam kondisi 3 bulan, sedangkan tersangka adalah ayah dari anak yang dikandung korban.
"Saya tahunya suami istri karena bersama terus. Panggilannya juga 'bojoku'," kata Shany.
Wakasat Reskrim Polrestabes Semarang, Kompol Sukiyono mengatakan rekonstruksi dengan 27 adegan itu untuk meyakinkan pengakuan tersangka dan melengkapi berkas acara pidana. Polisi juga mengamankan lokasi rekonstruksi karena banyaknya warga yang menonton dan emosi.
"Ada 27 adegan, untuk meyakinkan tersangka," kata Sukiyono.
Diketahui pelaku asal Temanggung dan sudah beristri itu sempat dihajar massa lalu kabur setelah melakukan aksinya. Saat polisi mencari keberadaannya, ternyata dia sembunyi di gorong-gorong selokan tidak jauh dari lokasi selama 12 jam hingga akhirnya berhasil dibekuk.
(alg/try)