Hampir semua rutan/lapas di Indonesia mengalami over kapasitas. Rata-rata rutan/lapas memiliki lebih dari 3.000 warga binaan, padahal seharusnya masing-masing rutan/lapas dihuni sekitar 1.000 orang.
"Totalnya (tenaga medis rutan/lapas di Indonesia 1.126-red)," ujar Direktur Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana & Tahanan Kemenkum HAM Nugroho dalam workshop yang digelar di Rutan Cipinang, Jaktim, Rabu (24/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diungkap Nugroho, data pada Januari-September 2014, ada 132.063 total warga binaan yang datang ke poliklinik yang ada di dalam rutan/lapas.
"Dari Januari-September 2014 ada 702 warga binaan yang menderita penyakit TB (Tuberkulosis). Hepatitis angka pesakitan Rutan/Lapas ada 250 orang, infeksi menular seksual 592, HIV 1566 di mana sebagian sudah bebas, jantung 1679, kanker 40 orang, gangguan pencernaan 17.033, penyakit yang lain-lain ada 110.021 orang. Yang meninggal 135," jelas Nugroho.
Menurut Nugroho, berbagai siasat telah dilakukan untuk menanggulangi kekurangan tenaga medis. Salah satunya, perekrutan kader-kader kesehatan dari narapidana di masing-masing rutan/lapas untuk dijadikan perpanjangan tangan petugas medis membantu warga binaan lainnya.
Seperti yang dilakukan di Rutan Cipinang melalui program SOS Ruci (Safe and Soul Rutan Cipinang) dengan merekrut 33 narapidana yang mendapat pelatihan khusus dengan melalui proses seleksi. Kemenkum HAM pun juga meminta bantuan dokter dari Kemenkes.
"Menkum HAMsurati Menkes untuk mohon bantuan ke Ibu Menteri menugaskan dokter PTT ke rutan/lapas kita karena kami masih sangat membutuhkan. Kami kurang tenaga medis," imbuh Nugroho.
(ear/bar)