Warga mengejar mobil itu dengan berlari dan naik sepeda motor. Namun akhirnya, laju mobil melambat, terhambat mobil dari arah yang berlawanan. Tanpa ba-bi-bu, warga memecahkan kaca mobil penumpang bagian depan dengan batu. Praangg!
Begitu pun kaca penumpang bagian belakang, tak luput dari amukan warga. Kemudian, sang pengemudi yang belakangan diketahui bernama H, dipaksa warga untuk keluar. Setelah H keluar, warga langsung memukulinya, bahkan menggetok kepalanya dengan batu bata, bak-buk!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di bagian belakang mobil H, tampak ada 3 perempuan berusia sekitar 25-28 tahun, berkaos ketat dan bercelana jins, matanya tampak cekung dan linglung. Perempuan itu keluar menyelamatkan diri, namun diamankan warga.
"Kita itu marah karena dia bawa mobilnya ugal-ugalan sampai hampir nyerempet orang, sudah tahu di sini banyak anak kecilnya. Dia bukan warga sini," jelas seorang warga, Ari.
Beberapa saat kemudian, ada mobil patroli polisi dari Polsek Matraman. Warga lantas mengadukan H. Warga menuding H memiliki narkoba. Namun saat diperiksa, ternyata pihak kepolisian tak menemukan narkoba. Tak ada barang bukti. Polisi dari Polsek Matraman itu kemudian meninggalkan lokasi karena tak ada bukti untuk menahan H.
Kejadian pemukulan pengemudi Honda Jazz itu terjadi pada Rabu (18/2/2015) pukul 17.00 WIB. Hingga pukul 18.00 WIB, H masih ditahan di kantor RW 03.
Sedangkan Ketua RW 3 Kebon Manggis, Jati (50), mengatakan kampungnya memang banyak dijadikan tongkrongan pengguna narkoba. Pemakai biasanya nongkrong di taman kecil yang ada di kampung itu.
"Ini kita mau memberantasin narkoba, karena banyak pemnakai yang beli barangnya di luar, makenya di taman di sini. Kebetulan aja ini kita tangkep, ketangkep lagi. Makanya kita berantas-berantasin. Soalnya di media, dibilangnya ini sarang narkoba, padahal mereka itu belinya di luar makainya di sini," jelas Jati memberi alasan.
(nwk/nrl)