"Tadi siang sekolah ingin memediasi kami dengan pelakuβ. Mereka minta cukup sampai di sini, tapi kami tidak mau, karena kami ingin ini sampai ke jalur hukum," ujar Y, seorang kerabat korban saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (17/2/2015).
Penolakan pihak keluarga ini pun beralasan. Korban saat ini telah kadung trauma dengan insiden tersebut. Selain itu, di sekolah pun korban kerap dibully karena dianggap melontarkan fitnah supaya sang guru dikeluarkan dari sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini pertama kali kami lapor, karena kami kesal sekolah minta damai, tapi kami tidak mau. Karena anak kami akan trauma seumur hidup," pungkas Y. Korban pada November 2014 lalu diajak sang guru ke rumahnya. Di dalam kamar korban diminta ganti baju dan di sana diduga terjadi pelecehan seksual. Siswi itu pulang ke rumah dengan kondisi celana basah. Korban juga kemudian murung dan trauma.
(rni/ndr)











































