Menurut salah seorang kerabat korban berinisial Y saat dihubungi Selasa (17/2/2015 ) malam, keponakannya ini dilecehkan oleh sang guru pada bulan November 2014 lalu. Peristiwa berawal saat sang guru yang merupakan guru olahraga ini mengajak gadis malang tersebut ke rumahnya dengan modus sebagai guru olahraga dan pembina organisasi siswa (OSIS).
"Bulan November itu, awalnya ponakan saya sama 3 orang temannya diajak ke rumah si guru ini. Pada saat main, 3 orang temannya ini disuruh beli sesuatu ke warung, ditinggallah ponakan saya sendiri di rumahnya," jelas Y.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara 3 temannya ini malah nggak balik lagi ke rumah si guru ini, artinya kan seperti sudah direncanakan, saat itu juga sudah malam lagi kan. Di dalam kamar tersebutlah, guru ini melakukan pelecehan terhadap keponakan saya," kata dia.
Usai dilecehkan, korban kemudian diantar pulang oleh si guru. Tapi korban tidak menceritakan kejadian tersebut kepada siapa-siapa.
"Saat pulang, memang bajunya basah, tapi mamanya nggak curiga, dia pikir mungkin hanya karena kehujanan saja, jadi keponakan saya cuma disuruh ganti baju," kata Y.
"Namun setelah kejadian itu, sikapnya jadi berubah. Dia jadi semakin pendiam seperti orang ketakutan. Sedikit-sedikit marah, disuruh pergi sama temannya, dia juga marah. Orangtuanya bingung dengan perubahan sikapnya," sambungnya.
Kejadian ini akhirnya terkuak setelah korban dibully oleh teman-teman sekolahnya, karena sang guru dikeluarkan dari sekolah akibat kasus ini. "Tanggal 4 Februari ketahuan, setelah temen-temennya ngebully dia, dibilangnya keponakan saya memfitnah guru tersebut, gara-gara keponakan saya, guru itu keluar dari sekolah," lanjut Y.
Walaupun sang guru sudah dikeluarkan dari sekolah, tapi pihak keluarga akan tetap menempuh jalur hukum untuk kasus ini.
"Gurunya memang sudah dikeluarkan, tapi kan masalah ini sudah menyangkut pelecehan keponakan saya, traumanya bisa seumur hidup. Lagipula sepertinya guru ini dikeluarkan juga sudah diatur oleh pihak sekolah, supaya ketika kami bawa ke jalur hukum, keluarga kami tidak bawa-bawa nama sekolah, tapi kan tidak seperti itu," pungkasnya.
(rni/ndr)