Adalah Usman (45) yang pertama sekali melihat batu ukuran raksasa tersebut. Saat mencari batu bersama sejumlah warga lain, matanya tak sengaja melihat ke sebuah benda ukuran besar yang tertutup dedaunan. Lokasinya di dalam hutan lindung yang tumbuh aneka pohon.
Rasa penasaran Usman timbul. Ia bersama temannya kemudian mendekat dan membersihkan daun sehingga terlihat batu besar. Warga memperkirakan ukuran batu seberat 20 ton. Di dalamnya ada giok solar, idocrase dan neon. Ketiga jenis batu ini memang paling digemari masyarakat saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usman bersama sejumlah rekannya tidak mengambil batu tersebut karena sudah ada aturan dari pemerintah yang melarang warga menambang. Siang hari, datang sejumlah warga desa tetangga mengajak kerjasama membelah batu tersebut. Usman menolak.
Pada malam hari, warga Desa Pante Ara mendapat informasi tentang adanya sejumlah warga yang berusaha mengambil batu. "Malam itu kami juga datang ke lokasi untuk mengamankan batu agar tidak ada yang ambil. Sampai sekarang batu masih dijaga," jelasnya.
(try/try)