Eksekusi Mati Gembong Narkoba, Babak Baru Hubungan Indonesia-Australia

Eksekusi Mati Gembong Narkoba, Babak Baru Hubungan Indonesia-Australia

- detikNews
Selasa, 17 Feb 2015 09:53 WIB
Jakarta - Rencana eksekusi mati terhadap gembong narkotika Andrew Chan dan Myuran Sukumaran membuat hubungan Indonesia-Australia memanas. Indonesia bersikukuh akan mengeksekusi keduanya, Australia mengancam memboikot wisata Indonesia.

Hubungan panas antar tetangga ini bukan pertama kali. Dalam catatan detikocm. Selasa (17/2/2015), jauh sebelumnya, publik Indonesia sempat marah besar saat mengetahui intelijen Australia menyadap Presiden SBY. Dalam laporan FairFax Media pada Oktober 2013, Kedutaan Besar Australia di Asia, termasuk Indonesia menyadap telepon dan data. Akibat laporan ini, Indonesia menarik Dubes RI di Canberra dan menuntut Australia meminta maaf. Selain itu, Indonesia juga membatalkan sejumlah perjanjian kerjasama dalam bidang militer.

Di kasus narkoba, publik Australia sempat merayakan pembebasan bersyarat Schepelle Ligh Corby. Grasi dari Presiden SBY yang memotong hukuman Corby dari 20 tahun penjara menjadi 15 tahun penjara disambut suka cita Australia. Berbeda dengan Australia, publik Indonesia mengkritik grasi Corby tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua tahun sebelumnya, pemerintahan Australia menangguhkan ekspor sapi ke Indonesia. Pangkalnya dari laporan ABS pada 30 Mei 2011 yang menceritakan proses pemotongan sapi Australia di Indonesia.

Kini, hubungan Indonesia-Australia kembali memanas. Rencana eksekusi mati terhadap Andre-Myuran dalam pekan ini membuat Menlu Australia Julie Bishop mengeluarkan ancaman warganya bisa memboikot wisata Indonesia. Serangan mulai dilakukan di dunia maya dengan membuat #boycottbali di twitter.

Namun benarkah aksi boikot ini didukung sepenuhnya warga Australia? Editor traveller.com.au Anthony Dennis mempunyai pandangan yang berbeda. Menurutnya, tidak relevan antara menolak hukuman mati dengan memboikot wisata Bali.

"Sebelum kita memboikot Bali kita harus membersihkan tindakan norak kita sendiri. Pemerintah Indonesia mungkin layak menerima kemarahan publik Australia, tapi tidak untuk penduduk Bali," kata Anthony.

(asp/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads