"Pak Jokowi harus melibatkan lembaga seperti KPK, Komnas HAM dan lainnya dalam memilih Kapolri baru," ujar Miko Ginting peneliti dari Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia (PSHK) saat dihubungi detikcom via telepon, Sabtu (14/2/2015).
Miko menambahkan bahwa Kapolri baru yang nantinya terpilih harus berada di luar konflik di antara KPK-Polri. Sehingga pertikaian antara kedua lembaga negara tersebut bisa berhenti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, menurut Hifdzil Alim dari Pukat (Pusat Kajian Anti Korupsi) FH UGM, Kapolri yang baru perlu serius membersihkan internal di dalam Kepolisian. Serta Kapolri baru harus dapat membangun komunikasi yang baik dengan lembaga penegak hukum.
"Kapolri baru harus mengkoreksi dulu internal di Polri. Dan diharapkan KPK-Mabes Polri bisa bersama-sama memberantas korupsi termasuk di internal institusi Polri," tambahnya.
(fjp/fjp)