detikcom memantau sejumlah kios/warung BBM eceran di beberapa titik di Kabupaten Puncak, Papua, khususnya di distrik Ilaga, Sabtu (14/2/2015). Di sini tidak ada pom bensin Pertamina seperti di kota-kota besar di Indonesia.
Jika di Jakarta BBM premium Rp 6.700 per liter, di 8 distrik di Kabupaten Puncak, BBM jenis premium Rp 50 ribu per liter. Harga solar dan minyak tanah pun sama, yakni Rp 50 ribu. Harga BBM yang selangit itu tentu sangat mencekik masyarakat Ilaga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk 7 drum atau 1.400 liter (1 drum 200 liter-red) BBM premium, Ida harus merogoh kocek dalam-dalam hingga Rp 8.600.000. Semua itu belum termasuk biaya-biaya tambahan lainnya.
"Biaya bongkar di bandara Rp 1 juta semua. Di bandara ada lagi istilahnya bayar uang pintu, itu Rp 100 ribu," ucap Ida. Dari bandara Ilaga, BBM itu dibawa ke kiosnya dengan menyewa mobil seharga Rp 900 ribu atau Rp 1 juta.
"Biaya transportasinya mahal sekali, itu yang menyebabkan BBM mahal sekali di sini," ucap Ida sosok pendatang asal Makassar ini. BBM sebanyak 1.400 liter di kiosnya biasanya habis dalam waktu 2 minggu.
Ida dan masyarakat Kabupaten Puncak berharap permasalahan tingginya harga BBM ini bisa segera diselesaikan oleh pemerintah pusat. Khususnya dengan membangun jalur transportasi darat agar distribusi BBM tak lagi lewat udara.
(bar/fjp)