Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI, Lalu Muhammad Iqbal menyatakan PM Najib berjanji untuk mempermudah izin Community Learning Centre (CLC) untuk anak Indonesia yang orangtuanya menjadi buruh ladang di Sabah dan Sarawak. Selanjutnya, Kemlu bersama Kemendikbud akan mengurusβ dibukanya kembali CLC yang ditutup karena tak berizin.
"Beliau melakukan yang terbaik untuk mendapatkan izin. Menlu telah minta hal ini menjadi prioritas karena 54 ribu anak Indonesia di Sabah dan Sarawak tak memiliki akses," kata Iqbal di kantor Kemlu, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (13/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hanya 21 ribu anak Indonesia yang punya akses pendidikan. Janji itu (pendidikan untuk anak buruh ladang di Malaysia) sudah dipenuhi, memintakan izin bagi anak-anak Indonesia," tambahnya.
Selanjutnya, Pemerintah Indonesia menunggu realisasi dari Pemerintah Malaysia terkait perizinan tersebut. βKomunikasi antara Kemlu dan Kemendikbud akan membuat MoU untuk mengimplementasikan izin tersebut.
"Sehingga CLC setidaknya pendidikan dasar 12 tahun terpenuhi, di atas 12 tahun akan dipertimbangkan boarding school di Pulau Sebatik, perbatasan," ucap Iqbal.
Rencana itu terkait pendidikan menengah akan lebih mudah dikelola ketimbang mengarahkan anak Indonesia mengenyamnya di negeri jiran itu. Pembangunan boarding school ini juga supaya anak Indonesia mendapatkan kurikulum yang sama dengan sekolah-sekolah umumnya di Tanah Air.
"Sehingga anak-anak yang sudah lulus ini bisa boarding school di Sebatik, lebih mudah mengelolanya, sebulan sekali bisa pulang atau orangtuanya yang ke sana menjenguk. Ini masih progres," ucap Iqbal.
(vid/mna)