Brutus Jadi Kambing Hitam Perang Dingin Istana vs PDIP

Brutus Jadi Kambing Hitam Perang Dingin Istana vs PDIP

- detikNews
Jumat, 13 Feb 2015 15:56 WIB
Jakarta - Nama Brutus sedang tenar di jagat politik tanah air. Elite PDIP menyebut 'Trio Singa' di lingkaran utama Presiden Jokowi sebagai Brutus, alias pengkhianat.

Nama Brutus sebenarnya milik Markus Yunius Brutus atau Quintus Servilius Caepio Brutus. Dia adalah seorang senator Romawi yang dikenal oleh dunia modern sebagai pemimpin konspirasi pembunuhan Julius Caesar.

Di saat terjadi perang dingin antara Istana dengan PDIP, istilah Brutus muncul menjadi kambing hitam. Elite PDIP menyebut 'Trio Singa' Luhut Panjaitan-Rini Soemarno-Andi Widjajanto sebagai penghalang komunikasi antara Istana dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Rini dan Andi bahkan disebut sebagai Brutus pengkhianat oleh Ketua DPP PDIP Effendi Simbolon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya Effendi Simbolon, anggota DPR RI dari PDIP Masinton Pasaribu juga menyebut dengan istilah Brutus. Keduanya mendukung 'Brutus' itu direshuffle lantaran dianggap jadi barrier PDIP dengan Jokowi. Dorongan reshuffle pun terus digelorakan seiring memanasnya hubungan PDIP dan Jokowi lantaran rencana membatalkan pelantikan calon Kapolri Komjen Budi Gunawan.

Persoalan yang dihadapi Presiden Jokowi saat ini sangat kompleks, tak sekadar polemik hukum tapi sudah menjadi benang kusut politik-hukum. Ada selentingan dorongan reshuffle itu bisa saja distop kalau Komjen Budi jadi dilantik jadi Kapolri. Tentu saja ini tidak diharapkan masyarakat pro pemberantasan korupsi.

Benar saja, saat Jokowi semakin mantap membatalkan pelantikan Komjen Budi jadi Kapolri, PDIP pun memasang posisi berlawanan. Banteng seolah siap menerjang. Kalimat bernada ancaman mulai muncul dari elite PDIP. Sejumlah kalangan melihat manuver politik elite PDIP ini arogan.

"Ini artinya Presiden tak taat hukum. Tentu akan ada konsekuensi politiknya. Kami di DPR tidak akan tinggal diam juga!" ujar anggota Komisi III DPR dari PDIP Junimart Girsang kepada detikcom, Jumat (13/2/2015).

Jokowi memang telah menelepon Ketua DPR Setya Novanto dan sejumlah pihak lain terkait rencana pembatalan pelantikan Komjen Budi jadi Kapolri. Namun lagi-lagi elite PDIP di DPR menjadikan Brutus sebagai kambing hitam dan menuding Brutuslah yang mengabarkan informasi dari Presiden ke Ketua DPR.

"Itu kan bukan Presiden yang telepon. Ndak tahulah siapa, mungkin bagian dari Brutus itu. Yang aku coba tanya ke salah satu anggota Komisi III jadi Pak Novanto bukan ditelepon Presiden, ngakunya sih dari pihak Istana," kata anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu kepada detikcom.

Namun Masinton tak menyebut Brutus yang mana yang menelepon Ketua DPR tersebut. Apakah Jokowi benar-benar akan mendengarkan masukan elite PDIP dan mereshuffle Brutus setelah pelantikan Komjen Budi dibatalkan? Isu tersebut memang makin santer namun Presiden Jokowi belum bicara sama sekali soal reshuffle kabinet.

(van/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads