Ibu bayi besar, Ayu Eprinandia (26) warga Jangli Krajan RT 3 RW 6, Kelurahan Candisari, Kecamatan Karanganyar Gunung, Semarang mengaku tidak menyangka putra pertamanya lahir dengan ukuran sebesar itu. Karena terakhir kali ditimbang sebelum melahirkan, bobotnya 3,8 kg.
"Tidak ada tanda-tanda sebesar ini. Pas sudah kontraksi beratnya masih 3,8 kg makanya saya pengen lahir normal. Ternyata sebesar ini, akhirnya cesar," kata Ayu saat ditemui detikcom di Ruang Perinatologi RSUD Kota Semarang, Kamis (12/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Besarnya tubuh bayi yang lahir hari Selasa pukul 16.30 lalu itu dimungkinkan oleh beberapa faktor yaitu keturunan ayahnya yaitu Erik Muslim Bimasakti (24) yang memiliki tinggi lebih dari 190 cm atau karena sang ibu memiliki riwayat diabetes dan gemar makan es krim.
"Saya tahu punya diabet, saya kurangi nasi tapi ngemilnya es krim sama buah," terang ibu yang masih berstatus mahasiswi itu.
Direktur RSUD Kota Semarang, dr. Susi Herawati mengatakan bayi besar tersebut mendapatkan penanganan khusus karena cairan tubuh yang dibutuhkan lebih banyak dan untuk memacu jantungnya juga lebih berat.
"Besar itu justru hati-hati, badannya besar tapi organnya tetap sama, masih kecil. Tapi ini ASI ibunya sudah keluar dan kondisi bayi ini sehat," pungkas Susi.
Sementara itu di hari yang sama tepatnya pukul 11.55, lahir bayi laki-laki dengan berat 800 gram. Anak kedua pasangan Rumiarsih (33) dan Suharmanto (31) itu lahir prematur dan mendapat perawatan khusus di ruang special care neonatal.
"Orang tuanya sehat, sudah kembali ke rumahnya di Demak, tapi anaknya masih harus di sini," tandas Susi.
Ada beberapa dugaan faktor juga yang menyebabkan putra dari Rumiarsih itu berukuran kecil dan harus lahir prematur. Diantaranya ibunya kelelahan, anemia, kecelakaan, dan sebagainya.
"Banyak kasus penyebabnya. Tapi ini bukan pertama kali kami menangani bayi-bayi serupa. Dulu pernah ada dan survive, sehat," tegas Susi.
(alg/try)