"Ketokohannya dibutuhkan dalam partai ini. Kami tidak ingin seperti kawan-kawan di PPP dan Golkar, ada gugat menggugat. Hanura tidak ingin seperti itu sehingga kami memutuskan masih butuh figur Pak Wiranto untuk mempersatukan Partai Hanura," ujar Sudding di Gedung DPR, Senayan, Jakpus, Rabu (11/2/2015).
Wiranto dinilai masih menjadi satu-satunya tokoh di Hanura yang menjadi panutan bagi semua kader. Sehingga jika ada suatu 'bara' di tubuh partai, maka para kader akan mengikuti segala keputusan Wiranto tanpa ada resistensi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kawan-kawan meminta kesediaan beliau untuk mengendalikan Partai Hanura ini, dan Pak Wiranto menyatakan kesiapannya. Hanya tinggal mengesahkan saja," sambungnya.
Bukan berarti saat ini tidak ada regenerasi tokoh di Hanura, hanya saja, dikatakan Sudding, sekalipun ada kader yang bisa memimpin, namun jika orang tersebut menjadi Ketum, maka dikhawatirkan akan terjadi konflik karena sosoknya yang belum sekuat Wiranto. Sayang Sudding tak mau menyebut siapa kader Hanura yang ia maksud.
Ia juga menampik bahwa ada krisis kader di partainya. Sudding percaya dalam 5 tahun ke depan, Hanura akan memiliki kader yang bisa menggantikan Wiranto sebagai tokoh kuat yang bisa menjadi teladan.
"Saya kira memang sampai saat ini belum ada satu, katakanlah, figur di partai Hanura yang diharapkan bisa menyamai Pak Wiranto. Jujur saya bilang. Artinya ketika mau dipaksakan, saya khawatir Partai ini akan terjadi konflik. Kami tidak ingin partai ini hanya tinggal nama apalagi dalam suasana seperti saat ini," jelas anggota Komisi III DPR itu.
"Tak ada yang krisis, saya kira lima tahun ke depan muncul figur bagus. Kami ada pengkaderan, kelihatan leadershipnya. Namun figur Pak Wiranto masih sangat dibutuhkan," imbuh Sudding.
Terkait pemilihan Sekjen Partai, disebut Sudding itu semua menjadi kewenangan Ketua Umum terpilih yang dalam hal ini adalah Wiranto. Siapapun, baik pria maupun wanita, memiliki kans untuk menjadi Sekjen Hanura yang baru.
"Sebagai ketua terpilih dia punya kewenagan penuh untuk menunjuk sekjen sekaligus pengurus DPP. Jadi itu tidak akan dipilih dalam Munas, tidak akan ada pandangan-pandangan dimunculkan dalam forum. (Kalau ada nama perempuan) ya tergantung pak Wiranto. Ketua dan Sekjen kan harus ada kerjasama, tergantung beliau," tutup Sudding.
Munas ke-2 Hanura akan digelar di Hotel Lor In, Solo, pada 13-15 Februari mendatang. Presiden Joko Widodo, Aburizal Bakrie, dan Setya Novanto dipastikan hadir dalam acara tersebut.
(ear/trq)