'Trio Singa' adalah istilah untuk menyebut Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Kepala Staf Kepresidenan Luhut Panjaitan. Ketiga pejabat negara ini kabarnya diangkat Jokowi tanpa restu Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Ketiganya pun sudah tak pernah terlihat sowan ke Teuku Umar lagi.
Serangan ke 'Trio Singa' dimotori oleh Ketua DPP PDIP Effendi Simbolon dan Masinton Pasaribu yang terang-terangan mendesak Presiden Jokowi melakukan reshuffle kabinet. Keduanya adalah anggota DPR RI, sulit untuk menyimpulkan keduanya berani bermanuver sangat keras seperti itu tanpa restu Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
โ"Saya banyak mendengar mulai menghendaki adanya reshuffle di kabinet Pak Jokowi, bahkan secara direktif menunjuk satu dua orang yang konon itu menjadi barrier (pembatas -red) beliau itu antara Istana dengan keputusan partaiโ," kata politikus senior PDIP, TB Hasanuddin.
Hasanuddin termasuk senior PDIP yang menghormati hak prerogatif Presiden Jokowi. "Saya mengajak lebih arif soal reshuffle ya, kita serahkan beri keleluasaan Pak Jokowi. Beliau kan manajer tertinggi di republik ini," imbuh anggota Komisi I DPR itu.
Belakangan PDIP dan pihak Istana diam-diam mencari jalan damai agar drama serangan ke 'Trio Singa' tak terus berlanjut sampai berujung reshuffle kabinet. Kabarnya mereka yang berada di pusaran polemik akan menggelar pertemuan untuk mencari win-win solution.
"Itu dinamika karena belum tune in, insya Allah minggu ini selesai," kata sumber detikcom di ring 1 Presiden Jokowi.
Namun penyelesaian polemik ini terhalang ambisi besar PDIP untuk menambah jumlah menteri di Kabinet Kerja. Lalu apa gerangan akhir drama panjang 'Trio Singa' ini, apakah mereka benar-benar akan didepak dari Istana, atau mereka masih aman di kabinet?
(van/nrl)