Lucia datang di museum Diponegoro yang terletak dalam Kompleks Kantor Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) II Jawa Tengah itu sekitar pukul 11.00 WIB. Dia didampingi Harm-Jaap Stevens, seorang kurator dari Rijks Museum Belanda.
Di musuem itu, dia langsung menuju ruang penyimpanan barang-barang peninggalan Pangeran Dipengoro saat berunding dengan Jenderal De Kock di kantor Residen Belanda Magelang. Dia ditemani seorang pemandu dari museum yakni Ajeng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga melihat meja kursi yang terdiri empat buah kursi dan satu meja terbuat dari kayu jati dengan anyaman rotan itu dulu dipakai saat Pangeran Diponegoro berunding dengan Jenderal De Kock sebelum ditangkap pada tanggal 28 Maret 1830. Dipenogoro duduk menghadap ke arah pintu keluar (barat) berhadapan dengan De Kock. Sedangkan kursi di kanan kiri dipakai dua orang yang bertindak sebagai penerjemah.
Di teras museum dia juga melihat semua bangunan kantor Residen Belanda yang bagian depan telah mengalami renovasi beberapa kali saat itu.
Saat berkeliling tersebut kemudian bertemu dengan detikcom dan Bagus Prijana dari Komunitas Kota Toea Magelang yang sedang melacak jejak peninggalan Diponegoro di Magelang. Setelah berkenalan, Erika tampak senang karena Bagus Prijana bisa menerangkan dengan jelas dan memberikan banyak informasi.
"Keluarga saya (JC Baud) yang menyerahkan tongkat Kyai Tjokro milik Diponegoro yang diserahkan kembali kepada Pemerintah, minister Anies Baswedan di Museum Nasional Jakarta," kata Erika didampingi Stevens.
Dia datang ke Museum Diponegoro di Magelang setelah mendapatkan penjelasan dari Peter Carey. Salah satu yang ingin dilihatnya adalah jubah yang dikenakan Diponegoro yang tidak jadi ikut dipamerkan.
"Kami ingin melihat jubah Diponegoro yang masih tersimpan di sini. Di katalog pameran ada tapi tidak jadi dibawa. Setelah dari Jakarta kami langsung menuju Magelang," katanya.
Bagus Prijana kemudian mengajak Erika dan Stevens untuk berada di pojok sisi barat laut museum untuk melihat lokasi kemah atau kamp Pangeran Diponegoro selama lebih kurang 20 hari berkemah di sebuah pulau kecil yang ada di Kali Progo mulai tanggal 8 Maret 1830 di bulan puasa hingga tanggal 28 Maret 1830, saat Diponegoro ditangkap.
Di lokasi kamp tempat Diponegoro dan 800-an orang pasukannya berkemah berada di pulau atau bantaran tanah dipinggir Kali Progo yang terletak di Dusun Meteseh Jayengan, Kota Magelang. Lokasi tersebut sangat dekat sekitar 500-an meter dengan gedung residen tempat.
Setelah itu dia kemudian berkeliling untuk melihat semua bangunan museum dan melihat beberapa buku-buku mengenai Diponegoro di perpustakaan Bakorwil II.
"Kami senang bisa melihat dari dekat mengenai peninggalan dari sejarah Diponegoro di sini," pungkas dia.
(bgs/ndr)