"Kan itu diteliti dulu ya apa yang dibutuhkan. Tapi kalau memang diperlukan, tidak hanya TNI AL, pokoknya TNI siap membantu," ujar Kadispen TNI AL Laksamana Pertama Manahan Simorangkir dalam perbincangan dengan detikcom, Minggu (8/2/2015).
TNI AL akan menerjunkan penyelam-penyelam dari Pangarmatim jika dibutuhkan dalam penyelamatan hiu sepanjang 6 meter itu. Penyelam TNI AL sendiri banyak berjasa dalam operasi SAR AirAsia QZ8501 beberapa saat lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memindahkan ikan hiu yang diduga terpisah dari kawanannya itu, Manahan menyatakan penyelam dari Dinas Penyelaman Bawah Air di Pangarmatim dirasa sudah cukup. Sehingga tidak diperlukan penyelam dari pasukan elite Den Jaka.
"Saya kira penyelam-penyelam mereka sudah cukup. Dari Selam Air divisinya, namanya Salvage. Kan Pangarmatim punya, kalau (penyelam) Den Jaka ya bisa, tapi kan kalau Den Jaka itu penyelam-penyelam tempur," tutur Manahan.
"Kalau dari Selam Air (Salvage) lebih lengkap peralatannya. Saya kira mereka cukup," sambungnya.
Unit penyelam Salvage sendiri memiliki fungsi untuk melakukan operasi selam untuk kedalaman lebih dari 40 meter. Mereka biasanya bekerja dengan pelaksanaan rekayasa enginering pada pertolongan kecelakaan material tempur di laut.
Sementara itu, diberitakan sebelumnya penyelamatan hiu Paus yang terperangkap di kanal PLTU Paiton dinilai bukan perkara yang mudah. Untuk itu sebuah tim ahli akan segera dibentuk karena untuk mengeluarkan hiu Paus tersebut butuh alat dan teknik yangh khusus.
"Kita akan bentuk tim dengan melibatkan para ahli, rencananya kita akan mengadakan pertemuan pada Rabu, 11 Februari mendatag. Pertemuan untuk membentuk tim khusus dengan melibatkan para tim ahli," jelas Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Denpasar, Ikram M Sangadji, Sabtu (7/2).
Ikram menyatakan jajarannya berupaya semaksimal mungkin untuk menyelamatkan hiu dengan menggunakan peralatan khusus mengingat besarnya ukuran hiu. Selain itu butuh sarana dan input dari tim hiu karena dikhawatirkan hiu akan menjadi korban jika tidak diperhitungkan dengan seksama saat proses pengeluarannya dari kanal PLTU.
"Karena itu kita bentuk tim, selain itu posisi hewan ini ada di PLTU yang merupakan objek vital. Tim hiu itu nanti yang akan menjadi peran utama penyelamatan, dengan menggunakan peralatan khusus. Sementara kami masih membiarkan hiu itu bersarang di kanal meski ada sedikit risiko," tutupnya.
(ear/bar)