Namun memang itulah realitas politik yang kini terjadi. Seorang Presiden yang bukan pemilik atau tokoh dominan di partai akan mengalami kesulitan di masa awal pemerintahannya. (baca juga: Beda Demokrat dengan PDIP Saat Berkuasa)
Bahkan kesulitan tersebut datang dari dua sisi. Pertama dari partai oposisi yang memang sejak awal berbeda pilihan dengan Presiden. Kesulitan kedua datang justru dari partai pendukung di pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Qodari, situasi politik seperti saat ini belum pernah dialami oleh Jokowi. Seperti diketahui sebelum menjadi Presiden, Jokowi adalah Gubernur DKI Jakarta selama 2 tahun, dan Wali Kota di Surakarta.
Saat menjadi Wali Kota dan Gubernur, Jokowi lebih menghadapi persoalan-persoalan teknis. Seperti tata kota, relokasi pasar, dan relokasi warga. Aksi saat melakukan penataan kota, relokasi warga dari bantara sungai itu lah yang membuat Jokowi populer.
Menurut Qodari, Jokowi tak bisa selamanya hanya fokus 'blusukan' ke warga. Jokowi harus mulai mengelola sisi politik untuk mendapat dukungan politik yang kuat.
"Bila tak ada dukungan politik yang kuat, program-program pemerintahan Jokowi akan susah dijalankan," papar Qodari.
(erd/try)