Menurut Masinton, fakta yang diungkap oleh Hasto soal enam kali pertemuan Samad dengan elit partainya terkait keinginan menjadi cawapres Jokowi cukup jelas. Terlebih dilengkapi dengan beberapa bukti foto pertemuan.
"Ya dia akui dulu, dengan pengakuan itu dia harusnya mundur," kata Masinton Pasaribu di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (4/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Urusan Samad yang melanggar etika kemudian jadi urusan institusi. Ini kita sayang saja KPK sebagai lembaga terhormat dengan tugas mulianya dipimpin orang-orang yang tak jujur," ujarnya.
Dia menyebut Samad melakukan banyak kesalahan karena menemui politisi seperti Hasto. Terlebih dalam pertemuan itu, lanjut Hasto, Samad bicara soal kasus yang ditangani KPK.
"Komite etik itu internal kelembagaan. Persoalan di internal tak bisa kesampingkan dugaan pidana yang disangkakan kepada Abraham Samad. Menjanjikan sesuatu dan fatalnya lagi menyadap di luar kepentingan penegakan hkum. Jadi banyak pelanggaran Samad," paparnya.
"Silakan komite etik dibentuk, internal KPK untuk proses di internal, tapi hukum (pidanana)nya tetap jalan," imbuh politisi asal dapil Jakarta itu.
(bal/mok)