Panglima Kodam XII/Tanjungpura, Mayor Jenderal TNI, Toto Rinanto mengatakan pengamanan senjata api dan bahan peledak berupa granat aktif ini merupakan hasil operasi pembinaan teritorial di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di sepanjang garis batas Kalimantan Barat-Sarawak.
"Ini hasil operasi di sepanjang garis batas Sarawak-Malaysia. Ini merupakan hasil pembinaan teritorial, karena semua senjata api dan bahan peledak ini diserahkan masyarakat atas kesadaran masyarakat di perbatasan," kata Toto Rinanto kepada detikcom, Kamis (5/2/2015) di Markas Kodam XII/Tanjungpura di Pontianak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembinaan teritorial ini dilakukan dengan beragam cara. Salah satunya meningkatkan ketahanan dan ketersediaan pangan warga di perbatasan sehingga akan tumbuh peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui MoU yang telah dilakukan dengan Kementerian Pertanian.
"Maka dari MoU ini akan tercipta swasembada pangan, selain semakin ditingkatkan patroli perbatasan termasuk pemeriksaan patok batas, pelanggaran wilayah seperti kejahatan dan penyelundupan," ujarnya.
Untuk mencegah terjadinya pelanggaran wilayah perbatasan sepanjang garis batas 966 kilometer di Kalimantan Barat-Sarawak, Kodam XII/Tanjungpura akan menambah pos pejagaan di perbatasan dari 45 pos yang ada ditambah menjadi 25 pos penjagaan.
"25 pos penjagaan perbatasan ini akan dibangun baru, sementara 22 pos lainnya akan direnovasi. Dengan penambahan pos ini akan ditambah pula jumlah personel yang ada," tuturnya.
Saat ini, Toto mengatakan jumlah pasukan satgas Pamtas yang bertugas sebanyak 350 personel yang ditempatkan di sektor timur antara Kabupaten Sanggau-Kapuas Hulu, dan Kabupaten Sambas dengan Kabupaten Bengkayang 350 orang dari batalyon 351," tegasnya.
Agar pasukan ini dapat bertugas maksimal, Toto mengatakan akan ada penambahan alustista. Markas Kavaleri di desa Peniti Yonkav Batalyon Kavaleri sedang dibangun dan alustista ditambah berupa tank tempur Scorpion dari Yon Kostrad.
Sementara Komandan Kompi Senapan A Yonif 315 Garuda di Batang Lupar, Lanjak, Kabupaten Kapuas Hulu, Kapten Inf TNI AD Ahmad Albar menjelaskan penyerahan senjata dan granat ini merupakan bentuk kesadaran masyarakat di perbatasan.
"Senjata laras panjang ini jenis M16 A1 yang merupakan senjata yang digunakan saat perlawanan rakyat terhadap pembentukan negara Malaysia kala itu," ungkapnya.
Salah satu senjata ini dimiliki Rima, warga Desa Sungai Tembaga, Badau, Kapuas Hulu, yang merupakan pemberian dari Jenderal Besar A.H Nasution yang berjenis senjata laras panjang Lee. Selain senjata, ada 6 granat aktif.
(try/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini