"Ya itu tadi kita akan mengubah pola yang dari sistem setoran menjadi sistem berbayar. Jadi kondektur maupun driver digaji dan itu nanti ya kita anggapan jadi satu model. Kalau model itu berjalan dengan baik ini menjadi embrio untuk kita menerapkan kepada langkah-langkah selanjutnya untuk merevitalisasi angkutan umum," ujar Benjamin di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Rabu (4/2/2015).
Menurut dia, trayek S 66 dianggap paling fleksibel. "Kita pilih trayek tersebut setelah lakukan diskusi dengan INDII (Indonesia Infrastructure Initiative). Rute tersebut dianggap sebagai rute angkutan umum yang paling fleksibel," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan terpisah, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjelaskan penerapan sistem berbayar merupakan bagian dari impiannya menuju Jakarta Smart City.
"Nggak apa-apa coba satu dulu ada haltenya. Haltenya juga kita buat modern. Jadi kita buat yang kita mau. Saya ingin buat waze.com semacam Smart City-nya kita. Jadi kalau kalian mau naik bus kalau sudah ada bus semua, dia bisa kasih tahu rutenya ke mana," kata Ahok.
"Kopaja yang paling siap. Kita terserah bus apa saja kita kasi kan pengadaan dari tahun lalu, tapi Kopaja paling siap. Kita akan beli
banyak karena e-catalognya udah mulai masuk," tutupnya.
(aws/aan)