Pertemuan antara Jokowi dengan Prabowo tersebut dirancang sejak Minggu (25/1/2015) lalu. Menurut Andi, Presiden selama ini sudah jelas mendapat dukungan dari Koalisi Indonesia Hebat, mulai dari Pilpres hingga pemerintahan berjalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi dalam situasi politik tertentu, Presiden merasa perlu berkomunikasi dengan Pak Prabowo, Pak Ical atau Pak Hatta," kata Andi saat berbincang dengan detikcom, Kamis (29/1/2015).
Pertemuan dengan kubu KMP yang memilih sebagai penyeimbang bagi pemerintah menurut Andi memang perlu dilakukan. Tujuannya untuk memastikan bahwa partai politik di KMP memiliki pemahaman yang sama dengan Presiden.
Presiden Jokowi menurut Andi sudah memiliki pengalaman menjadi pemimpin dengan dukungan minoritas, baik saat menjadi Wali Kota Surakarta maupun Gubernur Jakarta.
Sehingga ketika menjadi Presiden dengan dukungan minoritas, dia sudah tahu langkah yang akan diambil. Salah satunya dengan menjalin komunikasi bersama partai politik di kubu Koalisi Merah Putih yang secara kekuatan di parlamen memang lebih kuat dari Koalisi Indonesia Hebat.
"Presiden sadar betul, Presiden harus memiliki cara sendiri untuk membuat keputusan, karena kekuatan politik yang dimiliki Presiden itu benar-benar tergantung konsistensi antara apa yang dipikirkan dan dilakukan oleh Presiden, itu yang terjadi sekarang," kata Andi.
(erd/nrl)