"Kami menerima sampel darah dan urine itu pada hari Rabu pada 21 Januari pukul 10.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Itu orangnya yang kami terima ya, bukan hanya sampelnya saja," ujar kepala humas BNN, Kombes Sumirat Dwiyanto, kepada detikcom, Kamis (29/1/2015).
"Sore itu juga langsung kami periksa. Jadi kami bisa pastikan itu milik tersangka," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sudah bekerja secara profesional, dan lab kami sudah diakreditasi. Tidak mungkin kami mempertaruhkan akreditasi kami dengan merilis hasil yang salah. BNN juga dibantu oleh beberapa lab dari negara asing untuk membantu mengungkap zat narkotika LSD ini," kata Sumirat.
Dokter spesialis syaraf dr Tony Setiabudi mengatakan, pengaruh LSD hanya berada di tubuh selama 5 jam. Menurut pengakuan Christopher, dia mengkonsumsi LSD sekitar pukul 16.30 WIB, Selasa (20/1), lalu kecelakaan terjadi sekitar pukul 20.30 WIB.
Sampel apa yang dipakai oleh BNN ketika melakukan pemeriksaan? Apakah sampel yang diambil sesaat sebelum kecelakaan atau sampel yang diambil pukul 10.00 WIB keesokan harinya? detikcom masih berusaha mengkonfirmasi hal ini kepada BNN.
Namun, Kabiddokes Polda Metro Jaya Kombes Pol Musyafak pernah memberi penjelasan. Menurutnya, pemeriksaan awal terhadap Chris sudah dilakukan pada Rabu (21/1) pagi. Petugas Dokkes Polda Metro Jaya saat itu mengetes urine Christoper dengan 5 item narkotika, di antaranya amphetamine, methampetamine dan morfin.
"Dari pemeriksaan itu negatif semuanya," ucapnya.
Sebagai second opinion, petugas memeriksakan kembali Christoper ke RS Polri Kramat Jati dengan memeriksakan 8 item narkotika termasuk alkohol dan ekstasi. "Itu pun negatif," cetusnya.
Untuk menguji kembali hasil tes urine tersebut, petugas mengambil sampel darah dan urine Christoper untuk diperiksa di Badan Narkotika Nasional (BNN). "Termasuk kita laksanakan wawancara dan analisis," imbuhnya.
Petugas juga melakukan pemeriksaan fisik terhadap Christopher untuk mengetahui gejala-gejala jika ia mengkonsumsi narkotika. "Dari pemeriksaan fisik terhadap Christopher didapatkan adanya peningkatan tekanan darah yaitu 140/80, kemudian denyut nadi meningkat dan juga ada kecemasan dan tidak bergairah," ujarnya.
Ciri-ciri tersebut, kata dia, memiliki kesamaan dengan ciri fisik pada seseorang yang tergejala memakai LSD. Apalagi, tambahnya, sebelumnya Chritopher mengakui jika dirinya telah mengkonsumsi LSD sebelum terjadinya kecelakaan tersebut.
Namun menurutnya, gejala seperti tekanan darah dan denyut nadi yang meningkat, bisa jadi karena pengaruh Christopher yang merasa tertekan karena statusnya sebagai tersangka.
"Kita pun kalau jadi tersangka barangkali denyut nadi meningkat, tekanan darah tinggi, berkeringat dan sebagainya. Jadi ini bisa terjadi pada siapa pun dan belum tentu juga pengguna narkotika," tuturnya.
(rni/mad)