“Di sana (Ria Rio) sudah ada tanaman Baobab sejak 2013. Cuma saya enggak tahu berapa harganya yang di sana,” kata Nandar saat dihubungi detikcom, Kamis (29/1/2015).
Dia mengaku tidak mengetahui detail informasi termasuk biaya yang dikeluarkan dan asal pohon tersebut. Pasalnya penanaman itu dilakukan saat Dinas masih dipimpin oleh Yonathan Pasodung sebagai Plt Kepala Dinas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jenis pohon Baobab yang banyak tumbuh di daratan Afrika itu disebutnya memang eksotis. Pohon itu bisa menjulang tinggi dengan diameter sangat besar dan daunnya tidak begitu rindang. Dari segi harga, nilainya bisa melambung hingga Rp 750 juta.
“Bagus kok. Apalagi kalau ada lampunya. Jadi dari segi keindahan, memang dia eksotis,” ucapnya.
Tetapi saat ditanya apakah Dinas akan menambah jumlah pohon Baobab di Taman Waduk Ria Rio, Nandar membantah. “Kami belum merencanakan hal itu, belum ada rencana untuk membeli pohon (Baobab) itu lagi,” tambahnya.
Pernyataan Nandar ini berbeda dengan pernyataan pada Rabu kemarin. “Iya, sebuah pohon dianggarkan Rp 750 juta, tanamannya sangat eksotis, luar biasa, besar, tinggi, antik, indah dan beda dari tanaman atau pohon lainnya,” ujarnya.
Selain telah ada di Waduk Ria Rio, pohon raksasa itu juga telah berdiri di Kampus UI Depok. Karena itu merupakan program CRS perusahaan, kampus UI tidak mengeluarkan dana. Masyarakat Indonesia biasa menyebut pohon itu dengan Ki Tamblek.
(ros/nrl)