Mayoritas Penduduk Irak Tidak Akan Mencoblos
Sabtu, 29 Jan 2005 21:30 WIB
Jakarta - Mayoritas penduduk Irak diperkirakan tidak akan menggunakan hak pilihnya dalam pemilu bersejarah, Minggu (30/1/2005). Hal itu disebabkan kondisi keamanan Irak yang masih cenderung tidak menentu.Demikian disampaikan Presiden sementara Irak, Ghazi al-Yawer, kepada wartawan dalam konferensi pers menjelang pemilu di Baghdad, Sabtu (29/1/2005). Hal ini membuat al-Yawer merasa khawatir mengingat Pemilu ini sangat menentukan masa depan Irak."Kita berharap semua orang berpatisipasi, namun kebanyakan tidak akan mengikuti pemilu karena takut untuk pergi ke tempat pemungutan suara," kata Al-Yawer seperti dilansir AP.Al-Yawer mengatakan, sebagian kecil rakyat Irak memboikot pemilu karena alasan politik, tetapi mayoritas warga Irak tidak akan memilih karena alasan keamanan. Al-Yawer memperkirakan pemilih yang memenuhi syarat tidak akan hadir di TPS-TPS.Pemilu ini merupakan pemilihan umum bersejarah setelah Saddam Hussem dijungkirkan dari kekuasaannya pada bulan April 2003.Poster-poster pemilu, Jumat kemarin jumlahnya tidak terlalu banyak, sementara tulisan-tulisan atau grafiti yang menjanjikan kematian bagi pemilih, banyak dijumpai di Youssifiyah, daerah kekuasaan Arab Sunni di selatan Baghdad.Sementara itu serangan kelompok gerilyawan masih terus terjadi di Irak, serangan bom bunuh diri di depan pos polisi di kota Kurdi dekat perbatasan Iran mengakibatkan 8 orang meninggal di malam pemilihan umum. Gerilyawan menghancurkan sedikitnya 8 TPS di 8 kota di Irak .
(ddn/)











































