"Asumsi-asumsi seperti itu harus didalami dengan pemeriksaan psikolog," ujar Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polda Metro Jaya Kombes Pol Musyafak kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (28/1/2015).
Untuk mengetahui hal itu, lanjut Musyafak, pihaknya akan melakukan tes MMPI (Minesota Muliphasic Personality Inventory) terhadap Christopher.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
MMPI adalah tes psikometri yang digunakan untuk mengukur psikopatologi seseorang. Tujuan dari tes ini adalah memberikan gambaran tentang dimensi-dimensi kepribadian dan psikopatologi yang penting dalam klinik psikiatri secara akurat.
"Tetapi kalau pun hasilnya ada kelainan ke arah situ, katakanlah penyimpangan seksual, itu tidak mempengaruhi perbuatannya dalam kecelakaan lalu lintas," tambahnya.
Sementara itu, Kasat Narkoba Polres Jakarta Selatan AKBP Hando Wibowo mengatakan, pihaknya akan meminta keterangan ahli dokter kejiwaan untuk menganalisa Christopher dan temannya, M Ali Riza.
"Hari ini akan kita panggil Profesor Sarlito, kemudian Prof Senoaji, kemudian Prof Roni Nitibaskara dan psikolog Novia Arianti untuk masalah mereka ini berdua (Christopher dan Ali)," ungkap Hando.
Ia meyakini, ada sesuatu hal di antara mereka berdua sehingga mengakibatkan Christopher emosi yang kemudian berakibat pada dirinya tidak dapat mengontrol kemudi mobil.
"Jadi nanti akan kita periksa akan dalami secara kejiwaan, karena tidak mungkin ujug-ujug nabrak 2 orang tidak berhenti, terus nabrak lagi. Ada suatu luapan emosi yang ingin disampaikan (Christopher dalam kecelakaan itu)," tuturnya.
Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Eko Daniyanto ikut menambahkan, dari pemeriksaan psikiater ini polisi ingin mengetahui ada atau tidaknya faktor lain penyebab kecelakaan tersebut.
"Nah itulah, faktor 'X' itu yang masih akan didalami Profesor Sarlito. Beliau yang nanti akan memeriksa yang hasilnya akan menjadi masukan ke penyidik," kata Eko.
(mei/nal)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini