Luhut Panjaitan: Penyelesaian Konflik Memang Sulit, Tapi Indonesia Bisa

Luhut Panjaitan: Penyelesaian Konflik Memang Sulit, Tapi Indonesia Bisa

- detikNews
Rabu, 28 Jan 2015 13:23 WIB
Luhut Panjaitan (Idham/ detikcom)
Jakarta - Akar Rumput Stategic Consulting menggelar forum regional bertajuk 'Inclusive Peacebuilding and Post-War‎ Political Transformation bersama sejumlah perwakilan negara-negara lain. Kepala Kantor Staf Kepresiden RI, Luhut Panjaitan menyebut pemerintah akan bekerja keras menyelesaikan isu-isu konflik yang ada.

"Banyak orang meninggal karena kasus di Aceh, Papua, Poso. Di pemerintahan sekarang kita akan bekerja keras dalam menyelesaikan isu-isu Papua. Aceh yang ingin merdeka, tapi akhirnya Aceh jadi salah satu provinsi. Indonesia is good sample for peace building, meski ada banyak perbedaan. Potensi konflik di indonesia sangat banyak mulai fanatisme agama, suku, dan lainnya," kata Luhut di Midplaza Intercontinental Hotel, Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (28/1/2015).

Acara ini merupakan kerjasama Akar Rumput Strateegic Consulting dengan Berghof Foundation (Jerman) CINEP/PPP (Kolombia) dan Aceh Policy Intsitut. Dalam kesempatan itu, hadir Direktur Program Berghof Foundation Veronique, mantan Gubernur Aceh dan mantan Negosiator GAM Irwandi Yusuf dan lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Acara ini sendiri mempertemukan 20-an ahli dalam satu kelompok yang terdiri dari praktisi bina damai dan pemangku kebijakan yang berasal dari berbagai negara dan daerah yang baru keluar dari konflik bersenjata kepanjangan, atau yang sedang dalam upaya rekonsiliasi konflik.

"Penyelesaian konflik memang sulit, tp faktanya Indonedia bisa menyelesaikannya. Dialog adalah salah satu solusi terbaik. Cara Indonesia menyelesaikan konflik Aceh bisa menjadi contoh terbaik bagi perpecahan di Afghanistan. Karena dalam bebeapa hal ada kesamaan dari keragaman budaya, agama, dan suku di antara dua negara ini," papar pensiunan jenderal bintang 4 itu.

Sementara Direktur Eksekutif Akar Rumput Strategic Consulting Dimas Oky Nugroho mengatakan, workshop ini bertujuan untuk saling mengambil pelajaran tentang strategi-strategi penyelesaian konflik dengan jalan politik transformatif.

"Acara ini dalam rangka mempertemukan para aktivis dan mediator perdamaian dari berbagai negara untuk saling bertukar pengalaman dalam upaya penyelesaian konflik, terutama di kawasan Asia melalui inclusive peacebuilding dan politik transformatif," kata Dimas dalam kesempatan yang sama.

(idh/gah)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads