"Setiap orang ada jatah biaya Rp 200 juta. Termasuk seluruh kebutuhan yang diperlukan dari awal sampai pelaksanaan," kata Prasetyo saat Raker dengan Komisi III di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (28/1/2015).
Eksekusi mati gelombang I dilakukan di Nusakambangan dan Boyolali. Sebenarnya, sempat ada rencana eksekusi itu dilakukan di Kepulauan Seribu namun ada ketidakcocokan masalah biaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu biaya membawa terpidana dari Banten ke Nusakambangan sebesar Rp 100 juta. Prasetyo juga memaparkan kendala yang dialami di lapangan, antara lain tentang permintaan terakhir terpidana dan cuaca saat eksekusi.
"Cuaca yang jadi kendala sehingga yang menyebabkan eksekusi molor. Kendala lain melayani permintaan dari napi dan keluarga napi. Misalnya yang di Boyolali minta disiapkan baju Vietnam," ungkap Prasetyo.
Terpidana yang dieksekusi mati di Boyolali pada Minggu (18/1) lalu, Asien adalah WN Vietnam. Ia ditembak mati karena menyelundupkan 1 kg narkotika lewat bandara Adi Sucipto, Yogyakarta pada 2011.
(imk/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini