Jokowi dihadapkan pada posisi sulit setelah menunjuk Komjen Budi Gunawan jadi Kapolri. Santer terdengar Budi adalah Kapolri pilihan Ibu Megawati, namun kabar itu terus ditampik oleh elite PDIP. Yang semakin jelas adalah pasca penunjukan Komjen Budi yang kini jadi tersangka kasus rekening gendut tersebut, kini Jokowi dihadapkan kasus cicak vs buaya jilid III. Lebih sulit lagi karena Jokowi terjepit di antara suara rakyat dan suara parpol pendukungnya yang tergabung di KIH.
Aktivitas gerilya memang cocok disematkan kepada Ibu Mega yang meski tak pernah terlihat di publik namun masih sangat sibuk memimpin sejumlah pertemuan. Megawati kerap bertemu dengan pimpinan parpol KIH semenjak isu calon kapolri menyeruak. Sampai kemudian Presiden Jokowi benar-benar mengajukan nama Komjen Budi Gunawan jadi calon tunggal Kapolri. Jalan Komjen Budi semakin lancar setelah DPR menyetujui usulan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langsung pada malam harinya para petinggi KIH menggelar rapat di kediaman Megawati di Jl Teuku Umar, Menteng. Rapat kemudian dilanjutkan di sebuah rumah makan di Menteng. Konon hasil rapat yang diikuti Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketum NasDem Surya Paloh, dan para petinggi KIH ini sepakat mendorong Jokowi tetap melantik Komjen Budi jadi Kapolri.
Komjen Budi pun kembali mendapat angin segar setelah proses fit and proper test di DPR berjalan mulus. Semua fraksi bahkan dari KMP mendukung pelantikan Komjen Budi. Hanya PD yang bersikukuh menolak Komjen Budi jadi Kapolri.
Menjelang Jokowi mengambil keputusan soal pelantikan komjen Budi, para petinggi KIH seperti Surya Paloh mondar-mandir ke Istana Negara untuk memberikan saran. Demikian pula Pramono Anung yang dikenal sebagai orang dekat Megawati juga memberikan saran kepada Presiden Jokowi.
Namun Jokowi masih berani menego, dia memutuskan menunda pelantikan Komjen Budi jadi Kapolri, meski dengan penegaskan tak akan membatalkan. Penegasan inilah yang kemudian sampai saat ini Jokowi terus didorong segera melantik Komjen Budi jadi Kapolri. Para punggawa pendukung Jokowi-JK seperti Hendropriyono bahkan mendorong pelantikan Komjen Budi yang dipandang sebagai solusi menyelesaikan persoalan secara politik.
Keputusan Jokowi memberhentikan Kapolri Jenderal Sutarman dan menunjuk Wakapolri Komjen Badrodin Haiti menjadi pelaksana tugas sementara Kapolri dinilai keputusan tak jelas. Apalagi di internal Polri Komjen Suhardi Alius yang dikenal bersih malah diberhentikan dari Kabareskrim dan diganti Komjen Budi Waseso yang dikenal dengan Komjen Budi Gunawan. Banyak pihak memprediksi situasi bakal semakin rumit.
Benar saja, solusi yang diambil Jokowi tak menyelesaikan persoalan, situasi semakin panas setelah Bareskrim Polri menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjodjanto pada Jumat (23/1). Oleh banyak pihak ini dinilai sebagai bentuk kriminalisasi. Sikap Jokowi soal hal ini lagi-lagi tak tegas, Jokowi hanya memperingatkan agar KPK dan Polri tidak saling bergesekan.
Di saat Jokowi menghadapi situasi sulit itu, pada Jumat malam Megawati menggelar pertemuan di kediamannya di Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Kebetulan hari itu adalah hari ulang tahun ketum PDIP tersebut.
Kediaman Mega masih ramai hingga pukul 21.00 WIB, Jumat (23/1/2015). Di dalam rumah bercat putih sudah berkumpul petinggi partai termasuk sejumlah menteri kabinet kerja. Hadir sejumlah tokoh PDIP seperti Trimedya Panjaitan, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menhan Ryamizard Ryacudu, Menteri PU Basuki Hadi Muljono, Ketum PKPI Sutiyoso, eks Kapolri Dai Bachtiar, politisi PDIP Maruarar Sirait, termasuk Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Belasan karangan bunga ucapan selamat berjejer di rumah Mega. Namun media tak diizinkan masuk untuk meliput acara tertutup tersebut. Isi pertemuan tertutup itu sama rahasianya dengan rapatnya pagar rumah Megawati yang tak bisa diakses media pada malam itu. Namun berbagai rumor beredar, termasuk seputar Megawati yang mendorong Jokowi melantik Komjen Budi dan akan menarik diri dari pemerintahan jika langkah itu tidak diambil Jokowi, ada juga rumor Mega menginstruksikan menterinya untuk bersiap-siap dengan apapun keputusannya. Namun berbagai rumor itu sama misteriusnya dengan manuver Ibu Megawati yang terus tersembunyi di balik situasi dilematis Jokowi.
(van/nrl)