4 Sindiran untuk Menko Tedjo karena Sebut 'Rakyat Nggak Jelas'

4 Sindiran untuk Menko Tedjo karena Sebut 'Rakyat Nggak Jelas'

- detikNews
Senin, 26 Jan 2015 11:03 WIB
4 Sindiran untuk Menko Tedjo karena Sebut Rakyat Nggak Jelas
Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno membuat publik mengelus dada gara-gara menyebut pendukung KPK sebagai 'rakyat nggak jelas'. Tapi ada juga yang menanggapinya dengan lelucon satir, dengan menyerap kata Tedjo sebagai 'kosakata baru'.

Berikut ini 4 sindiran untuk Menko Tedjo karena menyebut pendukung KPK rakyat nggak jelas:

1. Belikan Menko Tedjo Kacamata Agar Jelas Melihat

Direktur Pusat Kajian Anti Korupsi(Pukat) UGM, Zainal Arifin Muchtar mengatakan, tokoh yang ikut dalam aksi #SaveKPK terdiri dari banyak tokoh, ada anggota DPR, jaringan masyarakat sipil, tokoh lintas agama, para akademisi dan lain-lain.

Perkataan yang menyebut pendukung KPK rakyat tak jelas, menurut Zainal sangat jauh dari kesan seorang Menko Polhukam. Menko Polhukam harusnya bisa menenangkan situasi, bukan memperkeruh situasi dengan cara yang seakaan-akan menatang rakyat atau menantang publik.

"Kalau kemudian dia katakan pendukung KPK adalah rakyat nggak jelas, saya nggak tahu rakyat yang mana. Jangan-jangan dia sebenarnya yang nggak jelas. Atau mungkin kita ramai-ramai beliin kacamata kali ya, supaya dia jelas melihat,"kata Zainal usai mengikuti aksi pernyataan siakp Akademisi Yogya di Balairung UGM, Minggu(25/1/2015).

Menurut Zainal, memang ada masalah ketika Jokowi memilih menteri-menterinya. Salah satunya terbukti sekarang, Menko Polhukam dinilainya seringkali tidak pas positioninnya.

1. Belikan Menko Tedjo Kacamata Agar Jelas Melihat

Direktur Pusat Kajian Anti Korupsi(Pukat) UGM, Zainal Arifin Muchtar mengatakan, tokoh yang ikut dalam aksi #SaveKPK terdiri dari banyak tokoh, ada anggota DPR, jaringan masyarakat sipil, tokoh lintas agama, para akademisi dan lain-lain.

Perkataan yang menyebut pendukung KPK rakyat tak jelas, menurut Zainal sangat jauh dari kesan seorang Menko Polhukam. Menko Polhukam harusnya bisa menenangkan situasi, bukan memperkeruh situasi dengan cara yang seakaan-akan menatang rakyat atau menantang publik.

"Kalau kemudian dia katakan pendukung KPK adalah rakyat nggak jelas, saya nggak tahu rakyat yang mana. Jangan-jangan dia sebenarnya yang nggak jelas. Atau mungkin kita ramai-ramai beliin kacamata kali ya, supaya dia jelas melihat,"kata Zainal usai mengikuti aksi pernyataan siakp Akademisi Yogya di Balairung UGM, Minggu(25/1/2015).

Menurut Zainal, memang ada masalah ketika Jokowi memilih menteri-menterinya. Salah satunya terbukti sekarang, Menko Polhukam dinilainya seringkali tidak pas positioninnya.

2. Rakyat Jelas Bayar Pajak

Foto: Idham/detikcom
Massa menggelar aksi solidaritas dukungan #SaveKPK di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat kemarin, Minggu (25/1/2015). Dalam aksinya, mereka membawa atribut bertuliskan sindiran atas pernyataan Menko Polhukam Tedjo Edhy.

Salah satu atributnya berbentuk poster dan spanduk bertuliskan 'Yang Ngga Jelas Itu Elo Tedjo, Gw Jelas Pembayar Pajak #Save KPK'.

Aksi ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh. Seperti Wakil Ketua KPK, Adnan‎ Pandu Praja, Mantan Wamenkum HAM, Indrayana dan lainnya.

2. Rakyat Jelas Bayar Pajak

Foto: Idham/detikcom
Massa menggelar aksi solidaritas dukungan #SaveKPK di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat kemarin, Minggu (25/1/2015). Dalam aksinya, mereka membawa atribut bertuliskan sindiran atas pernyataan Menko Polhukam Tedjo Edhy.

Salah satu atributnya berbentuk poster dan spanduk bertuliskan 'Yang Ngga Jelas Itu Elo Tedjo, Gw Jelas Pembayar Pajak #Save KPK'.

Aksi ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh. Seperti Wakil Ketua KPK, Adnan‎ Pandu Praja, Mantan Wamenkum HAM, Indrayana dan lainnya.

3. Imam Prasojo Sebut Tedjo yang Tak Jelas

Mendengar pernyataan Menko Tedjo, Sosiolog Imam Prasodjo yang ikut mendukung penyelamatan KPK itu justru bertanya balik tentang peranan dan sumbangsih Tedjo bagi negara.

"Jangan-jangan yang tidak jelas dia sendiri (Menko Tedjo). Apa peranannya di dalam kehidupan bernegara, apa yang pernah disumbangkan selain karier di militer," kata Imam di Jakarta, Minggu (25/1/2015).

Menurut Imam, Tedjo tidak paham bagaimana aspirasi masyarakat bisa tumbuh karena ingin menyuarakan hal yang sama. Gerakan #SaveKPK pada Jumat (23/1) lalu berawal dari penangkapan dan penetapan status tersangka atas Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto. Banyak dari pendukung KPK itu yang saat kampanye lalu adalah pendukung Jokowi.

"Jokowi jadi Presiden karena tumbuh dari orang-orang yang kemarin berkumpul. Di sana banyak orang yang terlibat dalam konser dua jari," ucap Imam.

Imam pun khawatir bila Tedjo hanya jadi momok dalam kabinet Presiden Joko Widodo. "Jangan-jangan Tedjo yang penumpang gelap dalam pemerintahan. Seorang yang destruktif peranannya di kabinet Jokowi," ujar Imam.

3. Imam Prasojo Sebut Tedjo yang Tak Jelas

Mendengar pernyataan Menko Tedjo, Sosiolog Imam Prasodjo yang ikut mendukung penyelamatan KPK itu justru bertanya balik tentang peranan dan sumbangsih Tedjo bagi negara.

"Jangan-jangan yang tidak jelas dia sendiri (Menko Tedjo). Apa peranannya di dalam kehidupan bernegara, apa yang pernah disumbangkan selain karier di militer," kata Imam di Jakarta, Minggu (25/1/2015).

Menurut Imam, Tedjo tidak paham bagaimana aspirasi masyarakat bisa tumbuh karena ingin menyuarakan hal yang sama. Gerakan #SaveKPK pada Jumat (23/1) lalu berawal dari penangkapan dan penetapan status tersangka atas Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto. Banyak dari pendukung KPK itu yang saat kampanye lalu adalah pendukung Jokowi.

"Jokowi jadi Presiden karena tumbuh dari orang-orang yang kemarin berkumpul. Di sana banyak orang yang terlibat dalam konser dua jari," ucap Imam.

Imam pun khawatir bila Tedjo hanya jadi momok dalam kabinet Presiden Joko Widodo. "Jangan-jangan Tedjo yang penumpang gelap dalam pemerintahan. Seorang yang destruktif peranannya di kabinet Jokowi," ujar Imam.

4. Memang Rakyat Hantu? Tak Jelas

Todung Mulya Lubis (dok detikcom)
Praktisi hukum Todung Mulya Lubis juga ikut mengkritik pernyataan Menko Tedjo Edhy terkait kisruh KPK-Polri. Todung yang ikut dalam aksi #SaveKPK itu marah disebut sebagai rakyat tak jelas.

"Rakyat tidak jelas? Memangnya hantu! Kita semua punya KTP, identitas, alamat. Kalau tidak jelas itu siapa yang tidak jelas? Jangan buat pernyataan yang seperti itu, lelucon yang tidak lucu. It's not a joke," kata Todung di Jakarta, Minggu (25/1/2015).

Menurutnya dukungan rakyat ke KPK adalah kehendak rakyat tanpa dikoordinasikan atau diarahkan oleh pihak tertentu. Sikap ini menurut Todung adalah genuine dari rakyat.

"Saya kira rakyat ini kan tahu bahwa KPK itu adalah lembaga pemberantasan korupsi yang kredibel dibandingkan yang lain. Ketika rakyat menyadari KPK dihantam secara sistematis, ya banyak yang bersimpati pada KPK. Simpati ini genuine, menurut saya," ujar Todung.

"Datang tidak digerakkan dan tidak diundang. Kalau itu dikatakan kekanak-kanakan, ya itu aneh dan terserah Menko Tedjo saja. Ya mungkin dia tidak punya kosakata untuk itu (dukungan genuine rakyat kepada KPK)," tambahnya.

4. Memang Rakyat Hantu? Tak Jelas

Todung Mulya Lubis (dok detikcom)
Praktisi hukum Todung Mulya Lubis juga ikut mengkritik pernyataan Menko Tedjo Edhy terkait kisruh KPK-Polri. Todung yang ikut dalam aksi #SaveKPK itu marah disebut sebagai rakyat tak jelas.

"Rakyat tidak jelas? Memangnya hantu! Kita semua punya KTP, identitas, alamat. Kalau tidak jelas itu siapa yang tidak jelas? Jangan buat pernyataan yang seperti itu, lelucon yang tidak lucu. It's not a joke," kata Todung di Jakarta, Minggu (25/1/2015).

Menurutnya dukungan rakyat ke KPK adalah kehendak rakyat tanpa dikoordinasikan atau diarahkan oleh pihak tertentu. Sikap ini menurut Todung adalah genuine dari rakyat.

"Saya kira rakyat ini kan tahu bahwa KPK itu adalah lembaga pemberantasan korupsi yang kredibel dibandingkan yang lain. Ketika rakyat menyadari KPK dihantam secara sistematis, ya banyak yang bersimpati pada KPK. Simpati ini genuine, menurut saya," ujar Todung.

"Datang tidak digerakkan dan tidak diundang. Kalau itu dikatakan kekanak-kanakan, ya itu aneh dan terserah Menko Tedjo saja. Ya mungkin dia tidak punya kosakata untuk itu (dukungan genuine rakyat kepada KPK)," tambahnya.
Halaman 2 dari 10
(slm/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads