"Kita sempat dua kali lompat dari jembatan. Tapi pas yang kedua kali, Arman malah kebawa arus," kata Samsudin yang ditemui wartawan, Minggu (25/1).
Samsudin menjelaskan, peristiwa tersebut berawal ketika dia, Arman, dan Lukman tengah berbincang di rumah seorang temannya. Di tengah obrolan tersebut, Arman kemudian mengajak Samsudin dan Lukman untuk mandi di Sungai Ciomas yang lokasinya tak jauh dari tempat mereka berkumpul. Di lokasi, Arman kemudian menantang Samsudin dan Lukman untuk melompat dari jembatan ke sungai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sungai Ciomas memang tidak terlalu lebar, hanya saja saat itu arus sedang kencang karena di lokasi tengah diguyur hujan. "Setelah lompat, kita berenang ke pinggir. Tapi Arman ngajak lompat lagi. Pas lompatan kedua sebenernya kita sempet takut, tapi Arman lompat duluan," kata Lukman, di lokasi yang sama.
"Abis Arman lompat, kita juga lompat ke sungai," ujarnya.
Pada lompatan kedua itulah, kemudian Arman terbawa arus hingga akhirnya menghilang dan belum bisa ditemukan hingga minggu malam. "Saya engga nyangka kalau Arman hanyut, soalnya saya tahu dia bisa berenang. Dari kecil kita memang sering mandi di sungai itu, dulu juga sering lompat dari jembatan," kata Samsudin. Samsudin dan Lukman mengaku, tidak sempat terbawa arus, karena langsung berpegangan pada akar pohon.
Di tengah hujan, petugas kepolisian, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, serta anggota PMI yang dibantu warga langsung melakukan pencarian. Namun, karena kondisi cuaca semakin gelap dan terus diguyur hujan, tubuh Arman belum bisa ditemukan hingga menjelang petang. Petugas evakuasi, kemudian memilih menghentikan pencarian korban dan melanjutkannya senin (26/1) pagi.
(ahy/ahy)